Sejarah dan 6 Suku Asli Provinsi Bengkulu, Nomor 5 Belum Matang
Suku suku asli Bengkulu dalam sejarah-Radar Mumuko-istimewa radar mukomuko
Suku Rejang merupakan salah satu suku asli yang mendiami beberapa daerah di Provinsi Bengkulu. Kelompok Suku Rejang banyak mendiami kawasan Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu Tengah, Kabupaten Kapahiang, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, dan Kabupaten Lebong.
Suku Rejang juga dianggap sebagai suku tertua di antara suku-suku lainnya yang ada di Provinsi Bengkulu. Mereka juga memiliki kebudayaan dan bahasa sendiri. Suku ini menggunakan aksara ulu sebagai huruf tulisnya.
BACA JUGA:5 Suku Asli Provinsi Sumatera Selatan, Salah Satunya adalah Penunggu Bukit Barisan
Munculnya Suku Rejang diyakini bermula dari kedatangan Rhe Jang Hiang yang berasal dari Mongolia ke Bengkulu sebelum Masehi. Rhe Jang Hiang yang membawa rombongan tersebut kemudian mendirikan permukiman yang terletak di Napal Putih, Bengkulu Utara.
Kemudian, populasi suku ini bertambah dan semakin banyak dan mendirikan permukiman-permukiman baru di Bengkulu.
BACA JUGA:Pinjam KUR BSI Plafon Rp 500 Juta tanpa Bunga, Ini Ketentuannya
BACA JUGA:KUR Maybank Rp 200 Juta Bulanan 3 Jutaan, Bisa Ajukan Rp 50 Juta–Rp 500 Juta, Ini Ketentuannya
4. Suku Enggano
Suku Enggano adalah sebuah kelompok yang mendiami Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu dekat barat daya lepas pantai Pulau Sumatra. Populasi suku ini berjumlah sekitar 2.691 jiwa tersebar dalam 6 desa.
Kata Enggano sendiri diambil dari Bahasa Portugis yang artinya ‘salah’ atau ‘kecewa’. Pulau ini terkenal dengan keunikan dari segi sektor pariwisata dan memiliki banyak terumbu karang.
Suku Enggano juga disebut sebagai suku yang terasing. Disebut terasing karena mereka bermukim di daerah Pulau Enggano yang berjarak lumayan jauh dari Kota Bengkulu.
Populasi mereka juga tidak sebanyak suku-suku lain di Bengkulu. Suku Enggano juga memiliki bentuk kebudayaan sendiri, baik dari segi pakaian, bahasa, dan senjata-senjata tradisionalnya.
5. Suku Pekal
Pekal berasal dari kata "mengkal" yang berarti seperti buah yang belum masak, tetapi juga sudah tidak lagi mentah. Dapat dimaknai bahwa suku Pekal dapat juga disimpulkan merupakan bentuk mengkal dari suku Rejang dan suku Minangkabau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: