Ubah Tumpukan Sampah Keluarga Menjadi Pupuk Organik dan Bio Gas

Ubah Tumpukan Sampah Keluarga Menjadi Pupuk Organik dan Bio Gas

Ubah Tumpukan Sampah Keluarga Menjadi Pupuk Organik dan Bio Gas --

RADARMUKOMUKO.COM - Maulana, dan Mulyadi memilah-milah Sari Mukti. memisahkan sampah organik seperti limbah dapur dengan sampah non organik seperti kantong plastik.

dimana Hari itu sampah berasal dari salah satu Rukun Tetangga (RT) di lingkungan Rukun Warga (RW) 15 perumahan Pesona Cilebut 2, Desa Cilebut Barat, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

BACA JUGA:Pemerintah Pusat Segera re-Akreditasi Puskesmas, Ini Ancamannya

Setelah sampah dari 75 rumah itu terpisah,mereka memasukkan sebagian sampah organik ke bak penampungan berkapasitas 7 m3. Di dalam bak penampungan berbahan gelas serat itu Furgoni menambahkan air lalu mendorongnya agar sampah masuk dalam tabung dengan permukaan berbentuk kubah.

Di dalam rang digester itu sampah organik terurai dan menghasilkan biogas. Furqoni juga mengolah sampah organik berupa serasah daun, ranting, dan batang kayu dengan memasukkannya k dalam tungku pembakaran.Tungku itu terbuat dari dua pipa besi berdiameter sekitar 40 cm dan tinggi 3 m. 

Tungku pembakaran sampah organik itu dirancang sedemikian rupa agar asap hasil pembakaran sedikit sehingga tidak mencemari udara. 

BACA JUGA:Wow! Di Talang Buai Ada Wisata, Sangat Menawan Cocok Untuk Instagramable

Harap maklum, lokasi pembakaran di kompleks perumahan.Hasil samping pembakaran sampah organik berupa asap cair. 

Setiap hari Rumah Pengelolaan Sampah (RPS) Sari Mukti menghasilkan asap cair 1-3 ember setara 3-10 liter. "Asap cair ini dapat digunakan untuk menyemprot tumpukan sampah agar aroma busuk tidak tercium," jar ketua RW 15 Perumahan Pesona Cilebut 2, Yayan Darsiyan.Furgoni juga mengolah sisa sampah organik dengan memasukkannya ke dalam tabung-tabung pembuatan kompos.

Tabung itu terbuat dari kaleng plastik berkapasitas 25 kg. Ada pula tabung yang terbuat dari drum plastik berkapasitas 200 liter. Penguraian sampah organik itu menghasilkan pupuk kompos dan air.

BACA JUGA:5 Seleb Tanah Air yang Menikah di Tahun ini, Intip Siapa Saja Mereka?

 Aktivitas pengelolaan sampah mandiri itu bermula dari keinginan warga RW 15 mengurangi beban sampah di Kabupaten Bogor. Oleh sebab itu pengurus RW 15 bersama warga berinisiatif membangun rumah pengelolaan sampah. 

Dari hasil pengumpulan dana dari para donatur, pada awal 2015 warga secara bertahap membangun fasilitas pengelolaan sampah, yaitu gedung seluas 8 m x 20 m. Di gedung itulah para karyawan memilah sampah dari rumah-rumah warga. "Sampah organik diolah sendiri dan sampah plastik dijual ke pengumpul plastik bekas," jar Bambang Subianto, penanggung jawab RPS Sari Mukti.

Fasilitas pengolahan lainnya terus bertambah yaitu tungku pembakaran, sarana pengolahan sampah menjadi biogas, dan tabung pembuatan kompos. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: