Kenakalan Remaja di Lubuk Bangko Memprihatinkan
Sahuni: Butuh Perhatian Orang Tua
SELAGAN RAYA – Kenakalan remaja mungkin pernah dialami oleh setiap orang yang sudah dewasa. Tidak terkecuali para Anak Baru Gede (ABG) di Desa Lubuk Bangko, Kecamatan Selagan Raya. Hanya saja tingkat kenakalan setiap orang berbeda-beda. Di desa ini, kenakalan remaja dianggap sudah mulai memperihatinkan. Pasalnya sebagian dari mereka diduga menyalahgunakan obat batuk merk komix serta lem aica aibon bahkan mengkonsumsi minuman keras tradisional jenis tuak. Selain itu juga kerap terlibat dalam keributan antar remaja, lebih dari itu, mereka juga diduga sering melakukan pencurian kecil-kecilan. Mulai dari warung manisan, gedung sekolah bahkan masjid. Hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan dari orang tua masing-masing. Sebagaimana disampaikan oleh Penjabat (Pj) Kades Lubuk Bangko, Sahuni, Selasa (23/6).
Ditemui di kantornya, Sahuni menyampaikan, kenakalan remaja lumrah terjadi di mana saja. Jika sudah merugikan orang lain bahkan mengancam masa depannya, maka butuh penanganan. Selaku Kades, Sahuni mengaku prihatin dengan tingkah laku ABG di desanya. Hal yang dikhawatirkan adalah, jika anak-anak ini tidak berhenti ngelem dan ngomix, maka masa depannya bisa terancam. Ia mengaku tidak bisa berbuat banyak, jika menegur anak tersebut, maka akan dimusuhi oleh orang tuanya. Jika membiarkan, tidak sampai hati, melihat calon generasi penerus ini merusak dirinya sendiri.
‘’Selaku Kades, saya prihatin melihat kenakalan remaja di Lubuk Bangko ini. Para orang tua akan sibuk jika kerbau dan sapinya tidak pulang. Tapi akan tenang saja jika anaknya tidak di rumah meskipun sudah larut malam,’’ ungkap Sahuni.
Disampaikan Sahuni, lokasi yang kerap digunakan ngelem, ngomix dan minum tuak adalah jalan-jalan di kebun sawit yang jauh dari permukiman. Diyakini, anak-anak ini mendapatkan barang tersebut dari luar Selagan Raya. Kades mengakui hal ini sulit diatasi. Pasalnya selain pelakunya masih anak-anak, penyalahgunaan lem dan komix juga tidak bisa ditindak secara hukum. Satu-satunya solusi adalah perhatian dari orang tua masing-masing.
‘’Kami minta perhatian orang tua terhadap anak ditingkatkan. Jangan biarkan anak-anak keluar malam tanpa alasan yang jelas,’’ demikian Sahuni.(dul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: