Tubuh Sehat Puasa Lancar, Begini Cara Menjaga Kesehatan Pencernaan saat Puasa

Selasa 11-03-2025,07:30 WIB
Reporter : Ahmad Famuji
Editor : Ferly Saputra

RMONLINE.ID – Bulan Ramadan membawa perubahan signifikan pada pola makan dan rutinitas sehari-hari. 

Transisi dari makan tiga kali sehari menjadi dua kali—sahur dan berbuka—dapat memberikan tantangan tersendiri bagi sistem pencernaan. Perubahan jadwal makan ini berpotensi menyebabkan berbagai gangguan pencernaan seperti sembelit, kembung, dan gangguan pencernaan lainnya. 

Namun, dengan strategi yang tepat, kesehatan pencernaan dapat tetap terjaga selama menjalankan ibadah puasa. Berikut adalah panduan komprehensif untuk menjaga sistem pencernaan tetap optimal selama bulan Ramadan.

Konsumsi Makanan Berserat Tinggi

Serat memainkan peran krusial dalam menjaga kesehatan pencernaan. Saat puasa, perlu dipastikan bahwa menu sahur dan berbuka mengandung serat yang cukup. Sayuran hijau seperti bayam, brokoli, dan kale; buah-buahan seperti apel, pisang, dan pir; serta biji-bijian seperti oatmeal, quinoa, dan beras merah adalah sumber serat yang sangat baik.

BACA JUGA:5 Faktor Kenapa Kewajiban Puasa 'Dikecualikan' untuk Mereka yang Keterbatasan Akal

BACA JUGA:Habis Puasa Langsung Gorengan? Pikir-pikir Dulu! Ini Lho Efeknya ke Badan, dan Menu Buka Puasa yang Aman

Serat tidak hanya membantu melancarkan pencernaan tetapi juga memberikan rasa kenyang lebih lama, sangat ideal untuk menu sahur. Selain itu, serat juga membantu menstabilkan kadar gula darah, mencegah lonjakan dan penurunan drastis yang bisa menyebabkan kelelahan selama berpuasa.

Hidrasi yang Optimal

Meskipun waktu untuk minum air terbatas selama puasa, mencukupi kebutuhan cairan tubuh tetap menjadi prioritas. Dehidrasi dapat menyebabkan sembelit dan gangguan pencernaan lainnya. Distribusikan asupan air secara bijak antara waktu berbuka dan sahur, dengan target minimal 8 gelas per hari.

Air putih adalah pilihan terbaik, namun variasi seperti air infused dengan mentimun atau lemon, serta teh herbal tanpa kafein juga bisa menjadi alternatif. Hindari minuman berkafein dan beralkohol yang bersifat diuretik dan dapat meningkatkan risiko dehidrasi.

Batasi Makanan Bermasalah

Beberapa jenis makanan dapat memicu gangguan pencernaan, terutama saat sistem sudah mengalami perubahan ritme. Makanan olahan, gorengan, dan makanan tinggi lemak jenuh sebaiknya dibatasi. Makanan-makanan ini tidak hanya memiliki nilai nutrisi rendah tetapi juga sulit dicerna dan dapat menyebabkan kembung, mual, dan ketidaknyamanan pencernaan lainnya.

Sama halnya dengan makanan manis berlebihan saat berbuka. Konsumsi gula yang tinggi dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah yang diikuti dengan penurunan cepat, membuat tubuh lebih cepat lelah dan lapar. Sebagai gantinya, pilih makanan dengan indeks glikemik rendah yang memberikan energi secara perlahan dan berkelanjutan.

BACA JUGA:5 Tempat Quality Time Terbaik dengan Pasangan di Palembang, Agar Hubungan Semakin Erat

Kategori :