Orang tua dapat mengajak anak untuk menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, layaknya meniup balon atau meniup lilin.
Kegiatan ini tidak hanya membantu menenangkan sistem saraf anak, tetapi juga memberikan mereka keterampilan praktis yang dapat digunakan secara mandiri di kemudian hari.
BACA JUGA:Rekomendasi Anime Terbaru yang Bakal Tayang Awal Tahun 2025
BACA JUGA:Setelah Gen Z dan Alpha, Inilah Generasi Beta yang Mulai pada 2025
Coba Terapkan Teknik Distraksi
Teknik distraksi juga dapat menjadi strategi yang efektif untuk mengalihkan perhatian anak dari sumber kemarahannya.
Ini bisa dilakukan dengan mengajak anak melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti menggambar, bermain di luar, atau membaca buku kesukaan mereka.
Namun, penting untuk dicatat bahwa pengalihan ini dilakukan setelah memberikan validasi atas perasaan mereka terlebih dahulu.
Ajarkan Problem Solving
Yang tidak kalah penting adalah mengajarkan keterampilan pemecahan masalah kepada anak.
Setelah anak lebih tenang, orang tua dapat membimbing mereka untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi dan mencari solusi yang konstruktif.
Proses ini membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan menemukan cara yang lebih baik untuk mengatasi situasi yang menantang di masa depan.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini secara konsisten dan penuh kesabaran, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengembangkan keterampilan regulasi emosi yang sehat.
Hal ini tidak hanya bermanfaat untuk mengatasi situasi saat ini, tetapi juga menjadi bekal berharga bagi anak dalam menghadapi berbagai tantangan emosional di sepanjang hidupnya.*