RMONLINE.ID – Dalam keragaman praktik ibadah umat Islam, terdapat kisah yang menggugah hati, di mana Ustadz Adi Hidayat (UAH) membagikan cerita tentang seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang dengan konsistensi membaca Surah Al-Ikhlas dalam setiap rakaat shalatnya sebagai imam. Tindakan ini, yang mungkin tampak monoton bagi sebagian, ternyata menyimpan hikmah yang mendalam.
Sahabat tersebut, dengan keistimewaan pilihannya, telah menimbulkan rasa ingin tahu di antara sahabat lainnya. Namun, ketika Nabi Muhammad SAW mengetahui hal ini, beliau tidak serta-merta memberikan teguran. Sebaliknya, Nabi Muhammad SAW mendekati dan menanyakan langsung kepada sahabat tersebut alasan pengulangan bacaan Surah Al-Ikhlas. Dengan penuh keikhlasan, sahabat itu menjelaskan bahwa ia sangat mencintai surah tersebut karena surah itu menggambarkan sifat-sifat Allah yang Maha Esa dengan sempurna.
BACA JUGA:Hewan Kurban di Mukomuko 1000 Ekor Lebih, Terbanyak di 5 Kecamatan Penarik BACA JUGA:Inilah 6 Hewan Paling Cerdas di Dunia yang IQ-nya Melebihi ManusiaRespons Nabi Muhammad SAW terhadap jawaban sahabat itu sangatlah bijaksana dan penuh kasih sayang. Beliau mengapresiasi kecintaan sahabat tersebut terhadap Surah Al-Ikhlas dan bahkan menyatakan bahwa kecintaan itu telah membawanya ke surga. Ini adalah sebuah penghargaan yang luar biasa dan menunjukkan betapa pentingnya niat dan keikhlasan dalam setiap amalan ibadah.
Kisah ini mengajarkan kita bahwa dalam beribadah, Allah SWT tidak hanya melihat pada ragam bacaan dan amalan yang kita lakukan, tetapi juga pada kedalaman niat dan keikhlasan hati kita. Setiap individu memiliki cara tersendiri dalam mengekspresikan cintanya kepada Allah SWT, dan hal tersebut harus dihargai selama masih berada dalam batas-batas syariat Islam.
Lebih jauh lagi, kisah ini memberikan inspirasi bagi kita untuk selalu introspeksi diri. Apakah kita sudah membaca doa dan surah hanya sebagai rutinitas semata, ataukah kita benar-benar meresapi makna yang terkandung di dalamnya? Apakah kita sudah beribadah dengan hati yang tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT?
BACA JUGA:5 Hal yang Paling Disesali Manusia Menjelang Kematiannya
BACA JUGA:5 Tips Mudah Memiliki Wajah Awet Muda Ala Orang Prancis
Dengan mempertimbangkan kisah ini dalam konteks kehidupan modern, kita diajak untuk lebih toleran dan menghargai keragaman cara beribadah sesama umat Islam. Surah Al-Ikhlas sendiri menjadi simbol dari esensi tauhid—mengesakan Allah SWT—yang merupakan fondasi dari ajaran Islam. Keistimewaan surah ini tidak hanya terletak pada kata-kata yang terucap, tetapi juga pada resonansi spiritual yang ditimbulkannya dalam jiwa setiap muslim.
Melalui kisah sahabat Nabi yang unik ini, kita diajak untuk merenungkan kembali esensi dari ibadah yang kita lakukan. Marilah kita menjadikan Surah Al-Ikhlas sebagai pengingat akan pentingnya keikhlasan dan kesederhanaan dalam mencari ridha Allah SWT.*