Contohnya, ketika seseorang mengatakan bahwa mereka senang dengan suatu keputusan, namun ekspresi wajah mereka terlihat tegang atau mata mereka melihat ke arah lain, ini bisa menjadi indikasi bahwa mereka sebenarnya tidak sepenuhnya setuju.
3. Tingkatkan kepekaan diri
Dalam sebuah buku berjudul ‘Why Men Lie and Women Cry’ menjelaskan bajwa para ilmuwan di the Smell and Taste Treatment and Research Foundation di Chicago menemukan ketika kita berdusta, dilepaskanlah bahan kimia yang bernama katekolamina, menyebabkan jaringan di bagian dalam hidung membengkak.
Ketika mendapati orang yang berbicara dengan kita bolak-balik menggosok hidung dengan tangan, kita bisa mendeteksi adanya kebohongan dalam ucapannya.
Kita bisa meningkatkan kepekaan diri kita dengan memelajari atau memahami tanda-tanda umum orang berbohong.
Orang yang berbohong punya kecenderungan menggosok hidung dengan tangan, muncul kedut di otot wajah, tidak melakukan kontak mata, melipat lengan dan/atau tungkai kaki, senyum dengan bibir rapat, pupil mata menyempit, bicara dengan cepat, menyembunyikan tangan, hingga menunjukkan sikap ramah atau tawa yang berlebihan.
4. Menjaga kontak mata saat berbicara
Ketika berbicara kita bisa mengupayakan diri untuk senantiasa menjaga kontak mata dengan lawan bicara.
Fokuskan dan beri perhatian sepenuhnya pada orang yang sedang kita ajak berkomunikasi.
Dengan begini, kita mempersempit celah orang yang kita ajak bicara untuk berbohong.*