RADARMUKOMUKO.COM - Tan Malaka, salah satu tokoh sejarah Indonesia yang dikenal sebagai Bapak Republik, ternyata memiliki kisah cinta yang tragis.
Dia pernah jatuh cinta pada Syarifah Nawawi, gadis cantik teman sekolahnya di Kweekschool Bukittinggi.
Namun, cinta mereka tidak berjalan mulus karena Tan Malaka harus memilih antara menjadi datuk atau menikah dengan gadis pilihan orangtuanya. Tan Malaka memilih untuk menjadi datuk dan melanjutkan sekolah ke Belanda.
Di Belanda, Tan Malaka berpacaran dengan seorang gadis Belanda bernama Fenny Struijvenberg.
Namun, hubungan mereka juga tidak jelas dan Tan Malaka lebih fokus pada perjuangan politiknya. Dia menjadi aktivis komunis dan terlibat dalam berbagai gerakan revolusioner di Eropa, Asia, dan Indonesia.
Tan Malaka sempat kembali ke Indonesia pada 1921 dan menjadi guru bahasa Melayu di Sumatera Utara.
BACA JUGA:Jangan Kaget Suriah Jadi Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Ini Penyebab dan Akibatnya
BACA JUGA:Berdayakan UMKM Unggulan Pedesaan, BRI Dorong Perluasan Pasar Produk Desa BRILiaN
Di sana, dia menyaksikan penderitaan kaum buruh yang dieksploitasi oleh kolonial Belanda.
Dia kemudian bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan menjadi salah satu pemimpinnya.
Pada 1927, Tan Malaka pergi ke Filipina dan menggunakan nama samaran Elias Fuentes. Dia jatuh cinta lagi pada seorang gadis Filipina yang anak seorang petinggi universitas.
Namun, hubungan mereka terputus karena Tan Malaka ditangkap oleh intelijen Amerika dan dideportasi dari Filipina.
Tan Malaka melanjutkan perjuangannya di Tiongkok, di mana dia tinggal di sebuah desa kecil selama tiga tahun. Dia sakit-sakitan dan tidak punya uang.
Dia menulis beberapa buku tentang politik dan revolusi, seperti Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika) dan Dari Penjara ke Penjara.
Pada 1945, Tan Malaka kembali lagi ke Indonesia dan mendukung proklamasi kemerdekaan. Dia mengusulkan konsep Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai bentuk negara yang ideal.