Pendiri organisasi Boedi Oetomo ini mempersunting janda bernama Everdina Bruring yang bekerja sebagai suster tersebut di Blora pada tahun 1917.
Soetomo beragama Islam, maka Everdina penganut Kristen. Kendati Everdina seorang Belanda, tapi ia tidak menghalangi Soetomo dalam melawan politik kolonial Belanda.
Akan tetapi, dalam pernikahannya, terdapat beberapa rintangan, salah satunya sang kakak dari Everdina yang tidak setuju.
Pasalnya, kenyataan nikah beda agama sekaligus beda negara pada awal abad 20 merupakan sesuatu yang tabu.
Namun secara umum kisah cinta beda agama yang dialami Soetomo-Everdina Bruring terbilang berjalan mulus.*