RADARMUKOMUKO.COM - Soal cinta beda agama, walau saat ini sudah hal yang biasa dan lumrah, namun hal ini kerap menjadi perdebatan.
Banyak yang menikah beda agama, namun banyak pula pasangan yang saling mencintai, gagal membina kehidupan bersama karena beda agama.
Menariknya, ternyata cinta beda agama ini sudah terjadi sejak dulu, bahkan beberapa pahlawan Indonesia terlibat cinta beda agama. Ada yang langgeng, ada yang berpisah dan bahkan gagal menikah karena kondisi lain.
Dilansir dari berbagai sumber, inilah kisah cinta 3 Pahlawan Nasional Beda Agama:
Sutan Sjahrir & Maria Johanna
Istri pertama Sultan Sjahrir bernama Maria Johanna Duchtheu berdarah Belanda dan Prancis. Pertemuan keduanya saat Sutan Sjahrir berkuliah dan tinggal di Belanda. Kala itu Maria Johanna Duchteau adalah istri dari Salomon Tas, berkawan dekat dengan Sjahrir.
Bahkan Sjahrir, Salomon Tas dan Maria tinggal dalam rumah yang sama, termasuk dua orang anak dari Tas dan Maria, mereka sama-sama penggemar sastra, musik dan film. Berjalan waktu hubungan Maria dan Sjarir semakin dekat. Apalagi Tas terlalu sibuk berpolitik dan tidak mempunyai banyak waktu untuk istri dan anak-anaknya.
BACA JUGA:10 Senjata Andalan Pahlawan Indonesia Melawan Penjajah, Bahkan Beberapa Diantaranya Dikenal Sakti
Walau sudah bersuami dan punya anak, Maria kala itu masih sangat cantik, setiap lelaku yang melihatnya pasti tertarik, termasuk Sultan Sjarir.
Saat hubungan Syahrir dengan Maria Johanna Duchateau tengah akrab dan dekat. Tambah lagi Maria dan suaminya Salmon Tas sedang mengalami masa suram pernikahan.
Syahrir harus angkat kaki dari Belanda setelah dipecat dari PI. Penyebabnya beberapa mahasiswa anggota PI menganggap syaahrir dan Hatta tidak solidaritas kepada Sukarno yang saat itu sedang mendekaam di penjara sukamiskin.
Ternyata sepergian Syahrir dari Belanda, Maria dan suaminya Salomon Tas bercerai secara resmi di pengadilan Belanda.
Maria pun bersurat ke Sjahrir, ia menyusul ke Indonesia atau Hindia Belanda.
Pada April 1932, pasangan kekasih yang tengah dilanda rasa rindu mendalam itu akhirnya bertemu. Masih pada bulan itu, tanggal 10, Mieske panggilan sayang Sutan Sjahrir kepada Maria –dan Sidi –panggilan sayang Maria kepada Sjahrir—menikah di sebuah masjid di Medan.