Kejahatan Belanda Setelah Kemerdekaan Yang Diadili, Tragedi Rawagede Menyebabkan 431 Korban Jiwa

Senin 18-09-2023,07:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

RADARMUKOMUKO.COM - Walau Indonesia sudah merdeka pada 17 Agustus 1945, Belanda masih berusaha berkuasa di Nusantara, berbagai kejahatan dilakukan pada  rakyat Indonesia. Salah satunya adalah Pembantaian Rawagede, yaitu tragedi pembunuhan yang dilakukan Belanda terhadap penduduk Kampung Rawagede yang sekarang Desa Balongsari, Karawang, Jawa Barat, 9 Desember 1947.

Tragedi ini menyebabkan 431 orang dihabisi oleh militer Belanda di Rawagede hanya dalam beberapa jam saja.

Kejadiannya bemula saat Belanda berhasil menguasai Jawa Barat, hingga pejuang kemerdekaan mundur ke perdesaan. 

Untuk mempertahankan kemerdekaan bersama rakyat sipil, para pejuang kembali menghantui tentara Belanda. 

Dalam kondisi kalah persenjataan, taktik gerilya menjadi andalan. 

BACA JUGA:Kisah Inggit, 20 Tahun Setia Damping Soekarno Menuju Kemerdekaan, 'Cinta Yang Terlarang' Berakhir Sedih

BACA JUGA:Inilah Sosok Pahlawan Dari Papua Tak Getar Bantai Belanda Demi Merebut Kemerdekaan

Di antara yang bergerilya ialah kelompok pejuang di bawah kendali kapten tentara Indonesia bernama Lukas Kustaryo. Kapten Kustaryo bersama pejuang lainnya bertahan di Rawagede atau sekarang Balongsari. 

Belanda saat itu menyatakan siapa yang bisa menangkap Kustaryo, kepalanya akan dihargai 10.000 gulden.

Suatu waktu, ada mata-mata yang membuat tentara Belanda tahu, Kustaryo berada di Rawagede.

Mayor militer Belanda Alphonse Jean Henri Wijnen alias Fons lantas menyiapkan strategi. Mereka bermaksud "meratakan" Rawagede agar jadi pelajaran bagi desa-desa lain yang menyembunyikan pejuang republik.

Pada 8 Desember 1947 ditengah guyuran hujan deras, Lurah Rawagede, Saukim mengetahui mata-mata Belanda yang mencurigakan. 

Ia menyampaikan Markas Gabungan Pejuang (MGP) yang di dalamnya termasuk Kustaryo, agar segera hengkang dari Rawagede. 

Meskipun demikian, sebagian pejuang masih terjebak di rumah masing-masing. Mereka kesulitan melakukan evakuasi karena cuaca buruk pada malam tersebut. 

Di sisi lain, baik pejuang kemerdekaan maupun warga Rawagede tidak menyangka bahwa Belanda akan menyerang di tengah cuaca buruk. 

Kategori :