RADARMUKOMUKO.COM - Perkebunan kina adalah salah satu perkebunan yang ditinggalkan oleh penjajah di Indonesia.
Perkebunan ini berada di daerah pegunungan di Jawa, seperti Wonosobo, Banjarnegara, Baturaden, dan Cibodas.
Perkebunan ini memiliki sejarah yang menarik dan berkaitan dengan kesehatan masyarakat.
Kina adalah tanaman yang menghasilkan kulit kayu yang mengandung zat kinin.
Zat kinin ini merupakan bahan baku obat antimalaria yang sangat penting pada masa lalu.
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk anopheles. Malaria dapat menyebabkan demam, menggigil, anemia, dan kematian.
Pada abad ke-19, malaria menjadi penyakit yang mematikan di dunia, terutama di daerah tropis seperti Indonesia.
Banyak orang Eropa yang datang ke Indonesia untuk berdagang atau menjajah terserang malaria dan meninggal.
BACA JUGA:Nyali Belanda Ciut Hadapi Suku Dayak, Melihat Van Daalen Terbunuh Cuma Pakai Sumpit
BACA JUGA:Belanda Kesal Sendiri Menghadapi Suku Samin Blora, Mereka Tidak Melawan Tapi Tidak Nurut
Oleh karena itu, mereka mencari cara untuk mencegah dan mengobati penyakit ini.
Salah satu cara yang ditemukan adalah dengan menggunakan obat antimalaria dari kulit kayu kina.
Kina berasal dari Amerika Selatan, terutama Peru dan Bolivia. Orang Eropa pertama kali mengetahui khasiat kina dari penduduk asli Inka yang menggunakan kulit kayu kina sebagai obat demam.
Orang Eropa kemudian membawa bibit kina ke Eropa dan mencoba menanamnya di sana.
Namun, ternyata kina tidak dapat tumbuh dengan baik di iklim Eropa. Oleh karena itu, mereka mencari tempat lain yang lebih cocok untuk menanam kina.