BACA JUGA:Hilang Setelah Letusan Gunung Berapi, Diduga Suku Wajak Pindah di Pulau Ainu dan Pulau Jumono Jepang
Seperti yang di lakukan pada umumnya, kedua putra Soimah secara bergantian meminta maaf dan restu.
Momen tersebut berlangsung dengan haru isak tangis dari Soimah yang tidak bisa menyembunyikan perasaanya.
Setelah sungkeman, kedua putranya di mandikan dengan air kembang tujuh rupa. Kemudian rambut kedua putranya juga di potong.
Pemotongan rambut tersebut di lakukan sebagai simbol bahwa kesialan seorang anak yang di ruwat telah di tanggung oleh dalang.
Selanjutnya, setelah pemotongan rambut baru di lakukan prosesi siraman.*
Artikel ini sudah terbit di brilio.net dengan judul “Meski sudah berkarier di Ibu Kota, tak membuat Soimah melupakan kebudayaan leluhurnya.”