Sejarah 7 Pejuang Asing Yang Membela Indonesia, Nasibnya Begini

Senin 31-07-2023,09:01 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

Mayor Sattar sendiri selamat dari insiden tersebut. Setelah penyerahan kedaulatan pada 27 Desember 1949, Sattar memutuskan untuk berhenti menjadi tentara dan berwiraswasta. 

Namu usahanya bangkrut hingga menjadikannya sebagai gelandangan di kota Medan. Menurut TWH, terakhir Sattar menjadi seorang petinju profesional. Orang-orang Medan tahun 1950-an mengenalnya dalam nama populer: Young Sattar.

Warner dan Losche

Juga ada orang Jerman terlibat dalam kecamuk Perang Kemerdekaan di Indonesia. Menurut sejarawan Jerman Herwig Zahorka, mereka yang pada awalnya memang ditugaskan di Indonesia pada era militer Jepang berkuasa (1942-1945) pada saat Perang Dunia II berakhir, diwajibkan untuk menyerahkan diri kepada pihak Sekutu.

Tersebutlah Warner dan Losche. Mereka berdua adalah anggota Angkatan Laut Jerman (Kriegsmarine) yang pada 1945 ditawan tentara Inggris di Jakarta lalu “dibuang” ke Pulau Onrust, Kepulauan Seribu. 

Selanjutnya militer Belanda menangani mereka sebelum diberangkatkan ke Eropa.

Di Onrust, para tawanan perang ini mendapat perlakuan yang sangat buruk dari Belanda. Begitu buruknya, sehingga banyak orang-orang Jerman yang mati dimakan penyakit demam berdarah, malaria dan kelaparan. Sebagian yang masih hidup, bertahan dalam penderitaan. 

Banyak dari mereka yang coba melarikan diri dari "neraka" di Kepulauan Seribu itu. Ada yang berhasil dan ada pula yang gagal dan ditembak mati seperti seorang prajurit AL Jerman bernama Freitag.

BACA JUGA:9 Perang Besar Bangsa Indonesia Melawan Penjajah, Nomor 8 Pasti Ingat

Menurut Zahorka, Werner dan Losche yang merupakan eks awak Kapal Selam U-219, berhasil lolos dari neraka Onrust. Begitu sampai di daratan Jakarta, mereka bergabung dengan para gerilyawan Indonesia dan menurut Ken Conboy dalam Intel, Warner dan Losche kemudian oleh Kolonel Zulkifli Lubis ditempatkan di Ambarawa selaku instruktur militer untuk pelatihan intelijen Republik Indonesia.

“Salah seorang dari mereka yakni Losche bahkan gugur akibat kecelakaan saat merakit sejenis alat pelontar api,” ungkap Zahorka.

Johannes Cornelis Princen 

Johannes Cornelis Princen awalnya seorang kopral wajib militer dari Divisi 7 Desember. Johannes Cornelis Princen yang sejak semula sudah merasa tak sreg dengan pengiriman tentara Belanda ke Indonesia. 

“Rasanya ironis saja, kita yang baru saja bebas dari Jerman lalu menjadi penjajah bagi bangsa lain yang ingin merdeka,”ungkapnya.

Namun karena terancam hukuman mati, Princen tetap dipaksa untuk ikut dalam rombongan tentara yang berangkat ke tanah Jawa. 

Singkat cerita awal 1947, dia tiba di Pelabuhan Tanjung Priok dan kemudian ditempatkan di Purwakarta, Jakarta dan Bogor. Saat di Jakarta dan Bogor inilah dia melihat prilaku para serdadu yang membuatnya semakin muak dengan penindasan yang dilakukan bangsanya.

Kategori :