Sejarah 7 Pejuang Asing Yang Membela Indonesia, Nasibnya Begini

Senin 31-07-2023,09:01 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

BACA JUGA:Perang Sengit 5 Hari 5 Malam

“Ia berhasil kami tangkap dan langsung kami tahan sebagai tawanan perang,” ungkap R.Makmur, veteran pejuang yang terlibat dalam pertempuran di Cisokan.

Saat dilakukan tukar menukar tawanan, Besin menolak dikembalikan ke pasukannya. Dia lebih memilih untuk bergabung dengan pihak Republik sebagai ajudan wedana Ciranjang. 

Terakhir menurut Makmur, Besin menikahi perempuan setempat dan menghabiskan masa senjanya berkeliling menjajakan bilik (bahan untuk dinding rumah yang terbuat dari anyaman bambu).

“Sebelum meninggal pada 1970-an, Besin berprofesi sebagai penjaga sebuah sekolah dasar di Ciranjang,” ujar Makmur.

John Edward

John adalah seorang letnan berkebangsaan Inggris dari Batalyon 6 South Wales Border Brigade 4 pimpinan Brigjen TED Kelly. Dia membelot ke pihak Republik pada 1946 dan bergabung dengan Batalyon B pimpinan Kapten Nip Xarim.

Dia lantas dibawa ke Aceh dan menjadi penyiar bahasa Inggris Radio Rimba Raya. Kadang-kadang dia menjadi ajudan Komandan Divisi X Kolonel Husein Yusuf. 

BACA JUGA:Sejarah Perang Bone, Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan

Beberapa waktu kemudian, pangkatnya dinaikan menjadi kapten. Di kalangan gerilyawan Indonesia kawasan Sumatera, John Edward lebih dikenal sebagai Kapten Abdullah Inggris.

“Setelah memperistri perempuan Pematang Siantar, dia masuk Islam dan berganti nama menjadi Abdullah Siregar. John Edward meninggal di Pematang Siantar pada tahun 1956 sebagai orang biasa yang hidupnya sangat sederhana,” ujar Muhammad TWH, jurnalis sepuh Medan yang pernah mendalami kehidupan Edward.

Yang Chil Sung

Yang Chil Sung dikenal oleh masayarakat Wanaraja di Garut dengan nama Komaruddin. Sebagai pemuda Korea yang ikut tentara Jepang ke Indonesia, Chil Sung bersama pasukannya pada Maret 1946 terlibat dalam pertempuran dengan Pasukan Pangeran Papak (PPP). 

Mereka kemudian tertawan dan menyatakan bergabung dengan kekuatan lasykar asal Garut tersebut.

Menurut Utsumi Aiko dalam Sekidoka no Chosenjin hanran (Pemberontakan Orang Korea Di Bawah Garis Khatulistiwa), selama bergabung dengan PPP, Chil Sung menjadi insiator berbagai penyerangan terhadap basis-basis militer Belanda di Garut selama 1946-1948. 

BACA JUGA:Ternyata ada 7 Pejuang Asing Ikut Membela Kemerdekaan Indonesia, Ini Alasannya

Kategori :