BACA JUGA:15 Suku Asli NTT, Kaya Dengan Peradaban Kuno
Namun kemudian, masyarakat Talang Mamak mulai terusik dan terjempit, karena kerusakan hutan yang dialihkan menjadi kebun sawit, baik oleh perusahaan atas izin HGU maupun oleh masyarakat lainnya yang membuka lahan untuk perkebunan dan pemukiman.
Kini sebagian besar hutan alam mereka tinggal hamparan kelapa sawit yang merupakan milik pihak lain. Penyempitan lingkungan Talang Mamak berdampak pada sulitnya melakukan sistem perladangan beringsut dengan baik dan benar dan harus beradaptasi, bagi yang tidak mampu beradaptasi kehidupannya akan terancam.
Di samping terancam oleh industri perkebunan sawit, KKI Warsi menyebut bahwa suku Talang Mamak menghadapi ancaman dari perusahan-perusahaan kayu gelondongan yang menggunduli hutan.
Suku Talang Mamak yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Batang Gangsal, Riau, juga rentan berkonflik dengan Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) yang menjadikan kawasan tersebut sebagai area konservasi.*