Sehingga ngayau artinya adalah memburu kepala musuh. Kepala-kepala tersebut umumnya akan dikeringkan atau bisa juga diawetkan untuk menjaga mereka dari marabahaya.
Namun karena meresahkan, pada masa penjajahan Belanda ke Indonesia sekitar tahun 1872, ritual ini sepakat untuk dihentikan.
Kanibalisme, Papua
Ada suku tertentu yang kerap melakukan perbuatan mengerikan ini di hutan-hutan pedalaman. Tercatat beberapa tahun lalu terdapat laporan praktik kanibalisme oleh Suku Korowai.
BACA JUGA:Hanya di Suku Pygmy, Wanita Usia 8 tahun Sudah Bisa Melahirkan
Laporan itu menyebutkan seorang ayah tega memakan putrinya sendiri berusia tiga tahun.
Caranya sangat sadis, yakni sang gadis kecil itu dimakan dengan digigit lehernya, dan dinikmati daging dan darahnya sebagaimana orang makan tanpa berpikir rasa berdosa.
Namun, ritual kanibalisme tersebut hanya dilakukan terhadap para pelanggar adat dan hukum.
Pengusiran Begu Ganjang, Suku Batak
Begu Ganjang merupakan makhluk halus yang dipercaya oleh etnis Batak Toba terutama di Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Hantu ini dinamakan begu ganjang yang artinya hantu panjang.
Sosok ini konon berwujud tinggi besar dengan rambutnya yang panjang dan wajah yang mengerikan. Keberadaan hantu ini dipercaya oleh masyarakat Batak sebagai pembawa keburukan atau kesialan seperti warga yang meninggal secara tiba-tiba dan jatuh sakit.
BACA JUGA:Walau Mengaku Muslim, Wanita Suku Tuareg Bisa Berzina
Tradisi ini mereka lakukan dengan mendatangkan dukun yang akan memimpin ritual untuk membersihkan desa mereka dari ilmu hitam termasuk begu ganjang.
Hantu ini merupakan kepercayaan sebagian masyarakat saja, dan menjadikannya sebagai peliharaan. Tradisi ini termasuk tradisi kepercayaan yang berbahaya, karena orang-orang yang memelihara begu ganjang ini kerap dibunuh oleh orang-orang yang membenci ilmu-ilmu hitam karena dianggap meresahkan.*