Suku Naulu, Hutan Keramat dan Tradisi Penggal Kepala Orang

Kamis 13-07-2023,23:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

Mereka percaya tradisi ini wajib dilakukan demi terhindar dari bahaya dan musibah. 

Selain itu, tradisi tersebut juga dianggap menjadi simbol kebanggaan dan kekuasan. Bagi suku ini, kepala manusia memiliki arti penting.

Tradisi yang berasal dari masa lalu ini berawal dari raja Suku Naulu dalam memilih calon menantunya. Sebagai bukti kejantanan, maka laki-laki harus membawa kepala mahusia sebagai mas kawin. 

BACA JUGA:Mengenal Suku Minahasa, Masyarakat Tangguh dan Berkulit Cerah

Perempuan juga ada ritual menuju dewasa. Ritual ini akan mengasingkan perempuan yang baru mendapat menstruasi pertama.

Mereka akan diasingkan dari keluarga dan masyarakat sementara waktu karena darah haid dianggap tidak baik bagi lingkungan adat.

Para perempuan ini akan dibawa ke posune selama sebelas hari. Posune merupakan rumah kecil yang terbuat dari daun rumbia. 

Luasnya sekitar 2x2 meter. Biasanya posune terletak di bagian belakang rumah atau pinggiran kampung.

Selama diasingkan, mereka akan dilayani oleh ibu atau saudara perempuan. 

BACA JUGA:Suku Mandi, Tradisi Gila, Ibu dan Anak Miliki Suami Bersama

Di dalam posune, mereka hanya akan dibekali dengan tempat tidur, sarung, piring dari daun sagu, dan batu tungku untuk memasak. 

Mereka harus makan makanan kering dan tidak boleh berkuah. Selama pinamou, para perempuan tidak boleh keluar dari posune, termasuk pulang ke rumah orang tuanya.

Saat pinamou selesai, akan dilakukan upacara adat dengan berkeliling kampung untuk menunjukkan pada warga desa bahwa perempuan tersebut sudah dewasa dan siap menikah.

Ciri kash orang Nuaulu, prianya mengenakan karanunu atau kain berang yang diikat di kepala. 

Awalnya semua marga suku berdiam di Watan, di perbukitan belakang Negeri Sepa.

BACA JUGA:Kepala Suku Mengbetu Lonjong Bikin Melongo, Begini Cara Membentuknya

Kategori :