BACA JUGA:5 Mitos Suku Dayak, Kehilangan Alat Vital Hingga Bisa Ketiban Sial
Dahulu kala, tentara Burma meneror desa Karen setiap musim kemarau dengan membakar desa mereka, membunuh atau menyiksa warga sipil, dan memperkosa perempuan dan anak perempuan.
Akibat konflik yang berkepanjangan itu, banyak orang Karen harus melarikan diri melintasi perbatasan ke kamp-kamp pengungsi di negara tetangga Thailand.
Kehidupan di kamp-kamp pengungsi sulit dan tidak pasti. Pemerintah Thailand dapat mengurangi dana atau menutup kamp-kamp pengungsi sesuai keinginannya, sehingga para pengungsi hanya memiliki sedikit pilihan.
Pengungsi tidak diperbolehkan keluar dari kamp yang ramai, dan dapat ditangkap oleh polisi Thailand jika tertangkap.
BACA JUGA:Suku Mengbetu Bentuk Kapala Alien, Jago Musik dan Paling Menarik di Dunia
Mereka harus mencoba bekerja dan menghidupi diri mereka sendiri di dalam kamp sambil mengajukan permohonan pemukiman kembali ke negara lain, yang bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Saat ini, beberapa pengungsi Karen telah bemigrasi dan menetap di beberapa negara. Seperti Amerika Serikat (AS), Australia, Kanada, Inggris, Belanda, Norwegia, Swedia, Finlandia, Denmark, Selandia Baru, Korea Selatan, dan Jepang.*