RADARMUKOMUKO.COM - Di Kecamatan Naringgul, Cianjur, Jawa Barat terdapat salah satu kampung yang dinamai Kampung Adat Miduana. Kampung cukup tersembunyi dan memiliki aturan adat yang ketat, bahkan sebelumnya kampung ini tertutup bagi orang luar, namun sekarang kembali terbuka dan menjadi destinasi wisata yang cukup menarik.
Namun demikian, wisatawan tidak bisa sembarang, harus tetap mematuhi ketentuan adat dan menjaga kelestarian lingkungan kampung.
Maka orang luar yang berkunjung, harus didampingi oleh pimpinan adat. Selain itu wisatawan juga harus memiliki tujuan yang jelasakan bertemu dengan siapa di kampung tersebut.
BACA JUGA:Bolehkan Kawin dengan Saudara dan Orang Tua, Suku Polahi Tolak Dijajah Hingga Terasing
Selama berada di Kampung Adat Miduana, wisatawan tidak boleh sompral dan berkata tidak pantas.Tak hanya itu, ada kepercayaan yang juga dijunjung oleh masyarakat yang sebaiknya diikuti oleh wisatawan.
Jika sudah masuk salah satu rumah dan akan pergi ke kamar mandi, maka harus melewati gowah atau lokasi penyimpangan padi di rumah tersebut.
Dilansir dari berbagai sumber, hal yang menarik dari kampung yang memiliki lingkungan yang belum banyak tercemar folusi udara ini adalah diantara sebagian warga yang memiliki usia panjang. Bahkan tidak sedikit yang usianya sudah di atas 100 tahun.
BACA JUGA:12 Suku Penghasil Wanita Cantik, Tiga Diantaranya Berada di Sumatera
Rata-rata usia masyarakat Kampung Adat Miduana memang di atas 90 tahun. Meski sudah berusia lanjut, manula di Kampung Asar Miduana masih tampak bugar. Bahkan banyak dari mereka yang masih kuat menyadap nira, pergi ke sawah, dan melakukan aktivitas lainnya di rumah.
Asal muasal Kampung Adat Miduana yang terletak di Desa Balegede, Kecamatan Naringgul, Cianjur, berasal dari kata Midua dalam artian terbagi dua karena berada diantara dua Sungai Cipandak, Cipandak hilir dan Cipandak girang yang kemudian bertemu menjadi Sungai Cipandak yang dikenal memiliki arus landai dan tidak curam.
Saat pertama kali dibuka, kampung ini memiliki julukan yakni Joglo Alas Roban yang dipimpin Eyang Jiwa Sadana dengan sembilan kepala keluarga.
BACA JUGA:3 Pulau Angker Yang Dihuni Suku Gaib, Dilarang Mengunjungi
Mereka kemudian secara turun temurun beranak cicit hingga saat ini tetap memegang pikukuh karuhun asli Pajajaran, dengan segala aturannya.
Desa Balegede atau Kampung Adat Miduana ini tidak bisa dilepaskan dari dua tokoh kembar bernama Eyang Jagat Nata dan Eyang Jagat Niti.
Keduanya merupakan keturunan dari Kerajaan Pajajaran yang mencari tempat pemukiman guna menghindari kemelut Kerajaan Sunda. Mereka juga pendiri Desa Balegede.