LUBUK PINANG – Meningkatnya akan kebutuhan bahan pokok selama bulan puasa sehingga pemerintah menggelar pasar murah.
Pasar murah pertama di gelar di desa Sumber Makmur Kecamatan Lubuk Pinang.
Untuk menjaga harga barang pokok tetap setabil dipasar Barang-barang yang dijual 20 persen lebih murah dari harga normal.
BACA JUGA:Inilah Mercedes Benz T80, Mobil Tercepat di Dunia yang Belum Pernah Turun di Lintasan
BACA JUGA:Nabi Yang Dipercaya Masih Hidup Hingga Sekarang
Adapun tujuannya di gelar pasar murah yaitu untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok selama bulan suci Ramadhan, khususnya di Kabupaten Mukomuko.
Kegiatan pasar murah dibuka secara resmi oleh Bupati Kabupaten Mukomuko, Sapuan SE.,MM.,AK.,CA.,CPA didampingi oleh Sekda Dr. Abdiyanto, SH., M.Si, Plt Kadis Perindagkopukm, Nurdiana, Camat Lubuk Pinang, Ali Nasri, SH.
Bupati bepesan “ jangan sampai harga terlalu tinggi sehingga masyarakat yang biasanya mampu membeli telur 1 karpet akhirnya hanya bisa membeli setengah karpet,”kata Bupati.
Plt Kepala Dinas Perindagkopukm Kabupaten Mukomuko, Nurdiana menyampaikan bahwa kegiatan pasar murah bertujuan untuk menyesuaikan harga kebutuhan pokok selama Ramadhan, agar tidak ada bahan pokok yang harganya terlampau tinggi.
Selain di Kecamatan Lubuk Pinang, pasar murah juga akan digelar di empat kecamatan lainnya, yakni Penarik, Air Rami serta Pondok Suguh dan Teras Terunjam.
Kebutuhan pokok yang dijual di pasar murah bekerjasama dengan berbagai pihak, seperti Bank Indonesia, Bank Syariah Indonesia (BSI), PT. Indomarco Cabang Bengkulu serta Dinas Perikanan dan Kelompok Wanita Tani (KWT).
“Kegiatan pasar murah serentak dilaksanakan di daerah yang harga kebutuhan pokoknya dianggap naik. Jadi pasar murah ini bahan pokok dijual lebih murah dengan harga normal,” tutup Nurdiana.
Bupati Mukomuko, Sapuan dalam sambutannya menyampaikan kegiatan pasar murah merupakan arahan dari pemerintah pusat agar pemerintah daerah menstabilkan harga kebutuhan bahan pokok yaitu, selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1444 H.
BACA JUGA:Viral Terlalu Panjang Membaca Ayat, Imam Dilempari Sandal, Ini Tanggapan Ustad Adi Hidayat