TERAS TERUNJAM, RADARMUKOMUKO.com - Kamis 28 Juli 2022 berlangsung rapat di aula kantor Desa Talang Kuning, Kecamatan Teras Terunjam.
Rapat dihadiri Kades dan BPD Talang Kuning, Terutung dan Talang Medan. Juga hadir Kepala Dusun (Kadus) ketua Rt, tokoh masyarakat, tokoh agama dan perwakilan masyarakat lainnya.
Pihak PT. Agromuko diwakili Halik, selaku FHA SJE, Sudirman selaku Humas, dan Agus Salim selaku FA KMD. Rapat membahas hasil Kebun Masyarakat Desa (KMD) Sungai Ipuh, group A. Masyarakat 3 desa meminta penjelasan dari perusahaan, terkait minimnya hasil yang diterima oleh pihak desa.
Hanya saja, rapat terhenti di tengah jalan dan tidak membuahkan hasil. Pasalnya, warga berpendapat, wakil dari pihak perusahaan ini kurang berkompeten.
Kades Talang Kuning, Sapari, menjelaskan, sebagai bentuk kerja sama antara perusahaan dengan desa terdekat, dibentuklah KMD. KMD ini dibentuk sekitar 8 tahun yang lalu.
Kades Talang Kuning, Talang Medan dan Terutung, ketika itu, tercapai kesepakatan dengan PT. Agromuko untuk membentuk KMD. Lokasi yang disepakati di Kecamatan Selagan Raya.
Bentuk kerja sama, PT. Agromuko membeli lahan sekitar 25 Hektare, atas nama ketiga desa tersebut. Kemudian dijadikan KMD. Kemudian lahan diolah dan dikelola oleh PT. Agromuko. Biaya yang ada dihitung sebagai hutang desa. Hasilnya dari kebun tersebut, sebagian untuk angsuran hutang, biaya perawatan dan sisanya diberikan ke desa.
‘’Kami butuh penjelasan, kenapa uang yang diterima desa tidak sesuai harapan. Dari lahan seluas hampir 9 hektare, uang yang kami terima Rp 150 ribu hingga Rp 300 ribu, dalam sekali panen. Untuk itulah kami mengundang manager PT. Agromuko. Lain yang kami undang, beda yang datang,’’ jelas Sapari.
Sapari berharap, pihaknya bisa duduk bersama dengan perusahaan untuk keluar dari masalah ini. Ia menyampaikan, KMD ini menjadi salah satu pendapatan desa. Oleh karena itu, harus dikelola dengan baik, dan transparan. Ia tidak ingin mau melihat kebelakang, tapi menatap ke depan yang lebih baik lagi.
‘’Kami berharap bisa duduk bersama untuk membicarakan ini. Selama ini pendapatan KMD rendah, Kades yang dipandang miring oleh masyarakat,’’ tambah Sapari.
Hal senada disampaikan Kades Terutung, Zainal. Sebagai Kades baru, Zainal mengaku tidak tahu sejarah adanya KMD ini. 6 bulan setelah dilantik menjadi Kades, Zainal, bersama BPD Terutung melihat langsung kondisi KMD. Kebun terlihat kurang terawat. Tidak heran jika hasilnya minim. Ia berharap, KMD ini dikelola lebih baik lagi, agar hasilnya meningkat. Dikatakan Zainal, dengan adanya KMD ini, pihak perusahaan tidak bisa memberikan uang ke desa, diluar hasil KMD.
‘’Pada 9 Juni lalu, saya lihat langsung kebunnya. Kurang terawat. Kami berharap, pihak perusahaan lebih serius merawat kebun ini agar hasilnya lebih maksimal,’’ harap Zainal.
Terpisah, manager KMD PT. Agromuko, Marzali, masalah ini muncul karena adanya kesalahan dalam komunikasi. Dikatakan Marzali, orang yang diutus menghadiri rapat bersama warga 3 desa sangat berkompeten. Hanya saja, mereka tidak diberikan waktu yang cukup untuk menjelaskan masalah ini. Ia juga menyampaikan, tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya. Selama ini pengelolaan KMD sangat transparan. Bagi pihak yang berkepentingan, bisa melihat data-data tentang KMD di kantor PT. Agromuko.
‘’Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Kami akan melakukan perbaikan yang diperlukan,’’ demikian Marzali.(dul)