4 Suku di Indonesia yang memiliki Mahar Paling Mahal, Salah Satunya Suku Bugis

Sementara itu, di kalangan Suku Sasak di Lombok, mahar pernikahan dapat berupa kombinasi dari tanah, perhiasan, dan uang tunai. 

Yang menarik dari tradisi Sasak adalah fleksibilitas dalam bentuk maharnya, namun tetap mempertahankan nilai yang cukup tinggi sebagai bentuk penghargaan terhadap calon pengantin perempuan. 

BACA JUGA:Lawa Makanan Khas Suku Tidung yang Lezat dan Nikmat! Begini Cara Membuatnya

BACA JUGA:Menjadi Bahan Mandi Alami Khas Suku Baduy, Inilah Manfaat Tanaman Honjen Bagi Kesehatan

Status sosial dan pendidikan juga menjadi pertimbangan utama dalam penentuan nilai mahar.

Suku Japuik

Tradisi unik lainnya adalah Japuik dari Padang Pariaman, Sumatera Barat. Berbeda dengan kebanyakan tradisi mahar di Indonesia, dalam adat Japuik justru pihak perempuan yang memberikan sejumlah harta kepada pihak laki-laki. 

Meski demikian, pihak laki-laki tetap memiliki kewajiban untuk memberikan mahar kepada calon istri. Tradisi ini mencerminkan keseimbangan dan penghargaan timbal balik antara kedua belah pihak.

Meskipun nilai mahar yang tinggi kadang dipandang sebagai beban, tradisi-tradisi ini sebenarnya memiliki makna filosofis yang dalam. Selain sebagai bentuk penghargaan, mahar juga dipandang sebagai bentuk tanggung jawab dan kesiapan calon suami dalam membangun rumah tangga. 

Dalam perkembangannya, banyak keluarga yang mulai lebih fleksibel dalam menentukan nilai mahar, dengan tetap mempertahankan esensi dari tradisi tersebut.*

Sumber: