Hindari Makanan Ini Setelah Cuci Darah untuk Mencegah Penyakit Jantung, Tulang, dan Kerusakan Ginjal

Hindari Makanan Ini Setelah Cuci Darah untuk Mencegah Penyakit Jantung, Tulang, dan Kerusakan Ginjal

Hindari Makanan Ini Setelah Cuci Darah untuk Mencegah Penyakit Jantung, Tulang, dan Kerusakan Ginjal--

RMONLINE.IDCuci darah atau hemodialisis merupakan prosedur medis yang vital bagi individu dengan gagal ginjal. Proses ini membantu membersihkan darah dari racun dan kelebihan cairan yang tidak dapat disaring oleh ginjal yang rusak. Namun, menjalani Cuci darah bukan berarti bebas mengonsumsi segala jenis makanan.  Justru, pasien Cuci darah perlu memperhatikan asupan makanan secara ketat untuk menjaga kesehatan dan mencegah komplikasi.

Mengapa demikian? Ginjal yang sehat berperan penting dalam menyaring zat-zat sisa metabolisme dan mengatur keseimbangan cairan serta elektrolit dalam tubuh. Ketika ginjal mengalami kerusakan, kemampuannya untuk melakukan fungsi tersebut menurun drastis.  Hemodialisis memang membantu menggantikan sebagian fungsi ginjal, tetapi tidak seefektif ginjal yang sehat.  Oleh karena itu, pasien cuci darah harus membatasi asupan  zat-zat tertentu yang sulit disaring oleh ginjal dan dapat menumpuk di dalam tubuh.

Salah satu zat yang perlu dibatasi adalah fosfor. Fosfor terdapat dalam banyak makanan, terutama protein hewani seperti daging, ikan, dan produk susu.  Kelebihan fosfor dalam darah dapat menyebabkan masalah tulang dan jantung pada pasien cuci darah.  Selain itu, kalium juga perlu dikontrol. Kalium ditemukan dalam buah-buahan seperti pisang dan jeruk, serta sayuran seperti bayam dan kentang.  Tingkat kalium yang tinggi dalam darah dapat mengganggu irama jantung dan menyebabkan kelemahan otot.

BACA JUGA:Waspada! 5 Posisi Tubuh Sehari-hari yang Diam-diam Merusak Tulang dan Menyebabkan Nyeri Kronis

BACA JUGA:Jenis-Jenis Belaja APBD Yang Dibatasi Sesuai Instruksi Presiden Prabowo, DL Termasuk

Makanan tinggi natrium juga perlu dihindari. Natrium terdapat dalam garam dapur, makanan olahan, dan makanan cepat saji. Asupan natrium yang berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan memperberat kerja jantung, yang sudah rentan pada pasien cuci darah.  Selain itu, asupan cairan juga perlu diperhatikan. Ginjal yang rusak tidak dapat membuang kelebihan cairan secara efisien, sehingga pasien cuci darah harus membatasi jumlah cairan yang dikonsumsi untuk mencegah penumpukan cairan di paru-paru dan jantung.

Lalu, apa saja makanan yang aman dan dianjurkan untuk pasien cuci darah?  Pasien cuci darah tetap membutuhkan nutrisi yang cukup untuk menjaga kesehatan dan kekuatan tubuh.  Sumber protein yang rendah fosfor, seperti putih telur, ikan tanpa tulang, dan tahu, dapat dikonsumsi dalam jumlah terbatas.  Karbohidrat kompleks seperti nasi, roti gandum, dan pasta juga penting sebagai sumber energi.  

Buah-buahan seperti apel, pir, dan anggur, serta sayuran seperti wortel, brokoli, dan kembang kol, umumnya aman dikonsumsi.  Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk menentukan jenis dan jumlah makanan yang tepat sesuai dengan kondisi masing-masing pasien. 

BACA JUGA:Tips Wawancara dengan HRD, Kuasai Seni Menjawab ‘Kami Akan Menghubungi Anda Dalam 2 Minggu’

BACA JUGA:Penyambutan Choirul Huda - Rahmadi Sebagai Bupati Baru Tetap Sesuai Tradisi 

Selain membatasi jenis makanan tertentu, pasien cuci darah juga dianjurkan untuk menghindari makanan yang digoreng, makanan tinggi gula, dan minuman beralkohol.  Memilih metode memasak yang sehat, seperti merebus, mengukus, atau memanggang, dapat membantu mengurangi asupan lemak dan kalori.

Penerapan pola makan yang tepat bagi pasien cuci darah sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi.  Dengan membatasi asupan zat-zat yang sulit disaring oleh ginjal, pasien cuci darah dapat menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh, mencegah penumpukan racun, serta mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan masalah tulang.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki kondisi kesehatan yang berbeda. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter atau ahli gizi sangat penting untuk menentukan rencana makan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien.  Dengan disiplin dan komitmen dalam mengikuti anjuran medis, pasien cuci darah dapat menjalani hidup yang lebih sehat dan produktif.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: