Gunakan Teknologi, Ikan di BBI Mukomuko Tetap Rawan Mati, Ini Penyebabnya

Gunakan Teknologi, Ikan di BBI Mukomuko Tetap Rawan Mati, Ini Penyebabnya

Gunakan Teknologi, Ikan di BBI Mukomuko Tetap Rawan Mati, Ini Penyebabnya--

MUKOMUKO, RADARMUKOMUKO.COM – Pengelolaan Balai Benih Ikan (BBI) Kabupaten MUKOMUKO, mengalami kemajuan dan telah menggunakan teknologi kincir air untuk pemenuhan ketubutuhan oksigen bagi ikan. 

Pun demikian, ikan-ikan di kolam BBI Kabupaten Mukomuko, berlokasi di Desa Lubuk Pinang, Kecamatan Lubuk Pinang tetap rawan, bisa mati mendadak akibat keracunan.

Pasalnya, penggunaan air kolam pada BBI Kabupaten Mukomuko masih mengandalkan sumber air jaringan irigasi Bendung Manjuto. Sehingga air yang digunakan rentan terkontaminasi dengan racun hama tanaman dari aktivitas pertanian. 

Pasang surut yang bisa menyebabkan kematian atau lamban pertumbuhan bagi ikan di kolam BBI, berhubungan dengan jadwal masa pengeringan jaringan Irigasi Bendung Manjuto.

BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Ancam Sanksi Perusahaan Enggan Sampaikan LKPM 2024

BACA JUGA:Gedung Baru Perpustakaan Daerah Mukomuko Butuh Dukungan Kelengkapan Sarana Prasarana Layanan

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko, Eddy Aprianto, SP., M. Si mengakui bahwa pemenuhan kebutuhan air pada Balai Benih Ikan (BBI) Kabupaten Mukomuko, masih mengandalkan sumber air dari irigasi Bendung Manjuto. 

Menurut Eddy Aprianto, air irigasi bisa saja terkontaminasi dengan racun hama dari aktivitas pertanian di wilayah tersebut. Meski demikian, ia memastikan bahwa selama ini penggunaan air irigasi belum besar pengaruh terhadap perkembangan ikan di BBI. 

‘’Memang benar, BBI masih mengandalkan air irigasi. Ya, bisa saja air yang masuk ke kolam telah terkontaminasi dengan racun hama. Akan tetapi, selama ini masih dikategorikan aman. Belum ada ikan di kolam yang mati akibat keracunan,’’ kata Eddy Aprianto. 

BACA JUGA:Dinas Perikanan Mukomuko Lengkapi Sarana Prasarana BBI dengan Kincir Air dan CCTV

BACA JUGA:Kebakaran di Los Angeles AS Dikaitkan Dengan Ucapan Trump Ingin Bakar Timur Tengah

Meski demikian, perihal kekhawatiran ini menjadi bahan evaluasi ke depan. Sebaliknya, kata Eddy Aprianto, pihaknya juga mengimbau para petani di jalur irigasi Bendung Manjuto diimbau tidak menggunakan racun hama secara berlebihan. 

‘’Ini perlu kita evaluasi ke depan, para petani juga kita imbau menggunakan racun hama sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, juga kita harapkan kepada petani agar tidak membiasakan mencuci tanki semprot hama di dalam jaringan bendung irigasi,’’ pintanya. 

Yang menjadi kendala selama ini, kata Eddy Aprianto, dari sisi sarana prasarana tempat penaburan benih ikan (kolam ikan). Ia akui sering mengalami kebocoran bangunan, dan ini mesti harus diperhatikan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: