Dinas Pertanian Gelar Sekolah Lapang Genta Organik untuk 10 Kelompok Tani di Mukomuko
Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Mukomuko Eva Marlinda, S.Pd--Sumber Foto : Ibnu Rusdi/RMOnline.id
MUKOMUKO, RMONLINLIE.ID – Tahun ini, Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu gelar sekolah lapang Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) untuk 10 kelompok tani di wilayah Kecamatan Lubuk Pinang.
Kepala Bidang (Kabid) Penyuluhan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Eva Marlinda, S.Pt mengungkapkan, lahan garapan yang menjadi sampel sekolah lapang Genta Organik di Lubuk Pinang ini dengan total 5 hektare. Dengan masing-masing kelompok tani menyediakan lahan sampel seluas 0,5 hektare.
‘’Di tiga bulan terakhir, ada 10 kelompok yang mengikuti program gerakan sekolah lapang Genta Organik ini, dengan total luasan lahan 5 hektare padi sawah,’’ kata Eva Marlinda.
Pada Kamis, 31 Oktober mendatang, kata Eva Marlinda, Dinas Pertanian bakal turun ke Kelompok Tani Lubuk Tebat Desa Renah Karya, Kecamatan Lubuk Pinang, melaksanakan panen padi sawah sampel program sekolah lapang.
BACA JUGA:Waspada Serangan Penyakit Sapi Ngorok, PDHI: Penyakit SE Berbahaya Bisa Menyebabkan Ternak Mati
BACA JUGA:Kampanye Paslon Bupati Huda - Rahmadi Disambut Meriah, Mental Lawan Down
‘’Untuk Kamis besok, sesuai yang telah direncanakan kita akan turun bersama memantau dan mengevaluasi sekaligus pemaparan hasil padai sawah sampel sekolah lapang di lahan kelompok tani Lubuk Tebat Renah Karya. Apakah hasil produksi pertaniannya meningkat atau tidak nanti kita lihat,’’ kata Eva Marlinda.
Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) bertujuan agar kebutuhan pangan tetap terjaga dan berkontribusi dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, penghasil devisa negara, sumber pendapatan utama rumah tangga petani, dan penyedia lapangan kerja.
Dikatakannya, gerakan ini tidak berarti meninggalkan penggunaan pupuk anorganik sepenuhnya, melainkan boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan tidak berlebihan atau menggunakan konsep pemupukan berimbang.
Sekolah Lapang merupakan pendekatan penyebaran teknologi yang mengkombinasikan metode ceramah, demplot/demfarm, dan temu lapang. Petani belajar secara non formal dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan, mengidentifikasi masalah dan menerapkan teknologi, disesuaikan dengan keadaannya. Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis petani calon penangkar sehingga mampu menghasilkan benih jagung hibrida dan benih padi bermutu secara mandiri.
BACA JUGA:Menyala di Mukomuko, Cagub Nomor 2 Rohidin - Merri Akan Menang
BACA JUGA:Pertemuan Sapuan – Wasri di Kecamatan Air Manjuto Membludak, Mak-mak: Ibu Wasri Ngangenin
‘’Jadi, semua proses mulai dari pengolahan tanah, penggarapan lahan, penanaman hingga masa panen dicatat. Pencatatan dan pendampingan ini langsung dari petugas koordinator penyuluh lapangan. Dari informasi sementara, melalui Genta Organik ini, untuk serangan hama jauh berkurang,’’ kata Eva Marlinda.
Kelangkaan pupuk menjadi faktor penghambat di dalam produktivitas tanaman. Menyikapi mahalnya harga pupuk anorganik karena disebabkan langkanya pupuk. Ini merupakan antisipasi ketersediaan pangan dan menjaga produktivitas pertanian dengan mendorong petani menggunakan pupuk organik secara massif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: