7 Tanda Kamu Adalah Seorang INFP, Tipe Kepribadian yang Langka

Mereka sering kali terobsesi dengan cita-cita atau visi besar yang melampaui keseharian mereka. INFP sering kali berjuang untuk mewujudkan perubahan positif, baik dalam lingkup pribadi maupun sosial, dengan fokus pada dampak jangka panjang.

BACA JUGA:Resep dan Cara Sederhana Membuat Meat Pie yang Nikmat dan Lezat

BACA JUGA:Tips Budidaya Burung Emprit Jepang yang Tepat, Anti Gagal dan Boncos

4. Kreativitas Tinggi dan Imajinasi yang Subur

INFP sering dikenal sebagai orang yang kreatif dan imajinatif. Mereka dapat menghabiskan banyak waktu untuk merenungkan ide-ide baru dan kemungkinan-kemungkinan yang belum terwujud. 

Banyak INFP yang tertarik pada seni, penulisan, musik, atau profesi yang memungkinkan mereka untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Imajinasi mereka yang kuat juga membuat mereka mahir dalam berpikir out-of-the-box dan menemukan solusi inovatif.

5. Menghargai Hubungan yang Dalam

Meski cenderung introvert, INFP sangat menghargai hubungan yang bermakna. Mereka tidak tertarik pada interaksi sosial yang dangkal dan lebih suka menghabiskan waktu dengan orang-orang yang mereka rasa memiliki ikatan emosional yang kuat dengan mereka. 

INFP mencari hubungan yang mendalam dan penuh arti, di mana mereka bisa berbagi perasaan terdalam mereka. Ketika INFP menemukan orang yang bisa mereka percaya, mereka akan setia dan memberikan dukungan emosional tanpa pamrih.

6. Sering Kali Terlalu Sensitif

Kepekaan INFP bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, ini memungkinkan mereka merasakan empati mendalam dan peduli pada orang lain. Namun, di sisi lain, sensitivitas ini juga membuat mereka rentan terhadap kekecewaan dan sakit hati. 

INFP bisa sangat terluka ketika idealisme atau perasaan mereka tidak dihargai oleh orang lain. Kritik yang datang kepada mereka sering kali dirasakan sangat menyakitkan, bahkan jika itu bersifat konstruktif.

7. Sulit Membuat Keputusan

INFP dikenal sebagai individu yang suka mempertimbangkan banyak kemungkinan sebelum mengambil keputusan. Mereka sering kali terjebak dalam skenario "bagaimana jika" dan cenderung menunda keputusan penting karena takut membuat pilihan yang salah. 

Hal ini bisa membuat mereka terlihat ragu-ragu atau lamban dalam bertindak, tetapi sebenarnya mereka hanya ingin memastikan bahwa setiap keputusan yang mereka ambil benar-benar sesuai dengan nilai dan prinsip mereka.*

Sumber: