Mengenal Istilah Sadfishing dalam Bersosial Media dan Dampaknya

Mengenal Istilah Sadfishing dalam Bersosial Media dan Dampaknya

Mengenal Istilah Sadfishing dalam Bersosial Media dan Dampaknya--Sumber Foto : Pexels

RMONLINE.ID - Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi platform utama bagi banyak orang untuk mengekspresikan diri, berkomunikasi, dan berbagi cerita. 

Namun, di balik fungsi positifnya, muncul fenomena yang disebut sadfishing, yaitu tindakan memposting perasaan sedih atau permasalahan pribadi di media sosial untuk menarik perhatian, simpati, atau dukungan dari orang lain. 

Fenomena ini pertama kali dikenal melalui istilah yang diciptakan oleh jurnalis Rebecca Reid pada tahun 2019, yang menggambarkan perilaku berlebihan dalam membagikan kesedihan demi mendapatkan respon dari public.

Istilah sadfishing mulai populer setelah kasus Kendall Jenner, yang pada 2019 membagikan pengalamannya berjuang melawan jerawat di Instagram. 

BACA JUGA:Bingung Cara Memasarkan Produk Usahamu? Begini Dia Cara Memasarkan Produk Agar Cepat Laku

BACA JUGA:Tak Selalu Tertinggal! Inilah Ide Usaha Rumahan di Desa yang Bisa Kalian Coba untuk Pemula

Apa yang awalnya dianggap sebagai cerita personal yang emosional ternyata terungkap sebagai bagian dari kampanye promosi produk perawatan kulit. 

Hal ini memicu reaksi negatif dari publik, yang menuduh Kendall memanfaatkan kesedihan pribadi untuk keuntungan komersial

Fenomena ini kemudian diperluas sebagai bentuk pencarian perhatian melalui media sosial dengan menggunakan cerita emosional, yang tak jarang berlebihan atau tidak sepenuhnya autentik.

Ada beberapa faktor yang mendorong seseorang melakukan sadfishing. Salah satunya adalah keinginan untuk mendapatkan dukungan emosional, terutama bagi mereka yang merasa kesepian atau sedang dalam kondisi mental yang kurang stabil. 

Banyak individu yang kesulitan mengekspresikan emosi di dunia nyata memilih media sosial sebagai saluran utama untuk meluapkan perasaan. 

BACA JUGA:Inilah Berbagai Manfaat Minum Air Rebusan Setiap Hari Bagi Kesehatan Tubuh

BACA JUGA:Duo Lifter Jabar Berjaya, Imam Jamaludin Pecahkan Rekor, Muhammad Rifqy Pertahankan Gelar Juara PON 2024

Tak jarang, remaja yang mengalami tekanan sosial atau masalah mental menggunakan taktik ini untuk menarik perhatian teman-temannya atau orang asing di media sosial.

Psikolog Amy Morin menyatakan bahwa media sosial kini sering menggantikan peran buku harian, di mana orang-orang terutama remaja lebih cenderung mengungkapkan perasaan terdalam mereka di depan umum, berharap mendapatkan reaksi atau dukungan dari orang lain. 

Namun, cara ini bukan tanpa risiko, karena reaksi dari dunia maya tidak selalu memberikan dampak positif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: