Benarkah Mengikuti Tradisi Adat Pernikahan Dianggap Penghambat Kelancaran Acara?

Benarkah Mengikuti Tradisi Adat Pernikahan Dianggap Penghambat Kelancaran Acara?

Benarkah Mengikuti Tradisi Adat Pernikahan Dianggap Penghambat Kelancaran Acara? -Ilustrasi-Berbagai Sumber

RMONLINE.IDPernikahan merupakan momen sakral yang penuh makna bagi setiap pasangan. 

Di Indonesia, pernikahan tak hanya soal akad nikah dan resepsi, tetapi juga tentang tradisi dan adat istiadat yang diwariskan turun-temurun. 

Namun, di tengah modernisasi zaman, muncul pertanyaan kontroversial: Benarkah adat pernikahan dari daerah tertentu dapat menjadi penghambat kelancaran acara pernikahan dan menghambat kebahagiaan pasangan?

Adat pernikahan di setiap daerah memang memiliki keunikan dan kekayaan budayanya masing-masing. Prosesi adat yang rumit dan memakan waktu tak jarang membuat calon pengantin bimbang. 

BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Teken NPHD Aset Tanah, Dukung Terwujudnya Pembangunan Perumahan Polri

BACA JUGA:Pantas Panjang Umur, Ternyata Ini Makanan yang Sering Dikonsumsi Orang Jepang

Kekhawatiran akan adanya hambatan atau kesalahpahaman dalam menjalankan ritual adat pun kerap menghantui. Di sisi lain, ada anggapan bahwa adat pernikahan hanya menjadi beban dan membuang-buang waktu, tak sesuai dengan tuntutan zaman modern yang serba praktis dan cepat.

Namun, anggapan bahwa adat pernikahan selalu menjadi penghambat perlu diluruskan. Faktanya, adat pernikahan dapat menjadi berkah dan pemersatu keluarga jika dijalankan dengan penuh makna dan pemahaman. 

Nilai-nilai luhur dan filosofi yang terkandung dalam adat pernikahan dapat memperkuat komitmen dan keharmonisan rumah tangga.

Salah satu contohnya adalah tradisi pernikahan adat Jawa yang sarat makna. Prosesi siraman, sungkeman, dan panggih mengandung filosofi tentang penghormatan kepada orang tua, doa restu, dan harapan untuk kehidupan pernikahan yang harmonis. 

Melaksanakan tradisi ini dengan penuh kesadaran dan pemahaman dapat menjadi momen mempererat hubungan antar keluarga dan memperkuat makna pernikahan.

Di sisi lain, perlu diakui bahwa adat pernikahan terkadang bisa menjadi beban bagi calon pengantin, terutama jika dijalankan dengan paksaan dan tanpa pemahaman yang memadai. Hal ini dapat menimbulkan stres dan keretakan dalam hubungan antar keluarga. 

Oleh karena itu, penting bagi calon pengantin untuk mendiskusikan dan menyepakati bersama keluarga tentang adat pernikahan yang ingin dijalankan. Memahami makna dan filosofi di balik setiap tradisi, serta menyesuaikannya dengan kemampuan dan kondisi, menjadi kunci agar adat pernikahan tidak menjadi beban, tetapi malah menjadi berkah bagi pernikahan.

BACA JUGA:Rekomendasi Drama Korea Komedi yang Lucu, Dijamin Ngakak Edisi Juli 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: