Mengangkat Kisah Nyata Kudeta Militer, Intip Sinopsis Film Korea 12.12: The Day
Mengangkat Kisah Nyata Kudeta Militer, Intip Sinopsis Film Korea 12.12: The Day--
RADARMUKOMUKO.COM – Film Korea berjudul 12.12: THE DAY telah berhasil memecahkan ekspektasi pecinta film dengan tembus rekor jumlah penonton terbanyak di Korea Selatan.
Dalam penayangannya, film ini telah ditonton lebih dari 10 juta penonton di bioskop seluruh Korea Selatan.
Film yang pertama kali dirilis pada tanggal 22 November 2023 ini telah mencapai rekor 10 juta penonton pada tanggal 24 Desember 2023 lalu.
Hal ini menjadikan film ini menjadi film kedua setelah film THE ROUNDUP: NO WAY OUT yang mencapai rekor jumlah 10 juta penonton.
BACA JUGA:4 Alasan Mengapa 5 Tahun Pertama Usia Pernikahan Menjadi Fase yang Sangat Berat
Selain itu juga, film 12.12: THE DAY merupakan film yang diangkat berdasarkan kisah nyata, tepatnya pada kejadian kudeta militer di Korea Selatan yang terjadi pada Tahun 1979 setelah terbunuhnya presiden Park Chung Hee.
Dengan latar Tahun 1979 dan suasana musim dingin di Seoul, film ini akan membawa kita kembali ke masa tersebut di mana darurat militer tiba-tiba diberlakukan setelah penembakan yang menewaskan presiden Park Chung Hee yang menjabat pada saat itu.
Chun Doo Kwang sebagai seorang Defense Security Commander memerintahkan kudeta sedangkan Komandan Capital Security Command yaitu Lee Tae Shin berusaha menghentikannya Dan menganggap militer tidak seharusnya terlibat dalam urusan politik.
Akhirnya, konflik pun memuncak antara Chun Doo Kwang dan Lee Tae Shin, sementara Menteri Pertahanan pergi.
BACA JUGA:Jangan Sampai Hidup Susah Terus, Ini 6 Tips Ampuh Menghindari Kemiskinan Mulai 2024!
Chun Doo Kwang memimpin sebuah peristiwa yang dikenal dalam sejarah Korea Selatan sebagai "Pemberontakan militer 12.12", mencoba menangkap seorang jenderal tanpa izin dari presiden selama 9 jam di Seoul.
Namun, Lee Tae-Shin seorang Komandan Komando Keamanan ibukota menentang pemberontakan tersebut.
Konflik antara Chun Doo Gwang dan Lee Tae Shin kemudian semakin meningkat ketika para pemimpin militer memegang keputusan mereka.
Sehingga akhirnya situasi semakin kacau setelah ketiadaan Menteri Pertahanan Korea Selatan pada saat itu.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: