Mengapa Tubuh Anda Merasa Merinding Tiba-Tiba? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Mengapa Tubuh Anda Merasa Merinding Tiba-Tiba? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Mengapa Tubuh Anda Merasa Merinding Tiba-Tiba? Ini Penjelasan Ilmiahnya--

RADARMUKOMUKO.COM - Apakah Anda pernah merasakan bulu kuduk Anda berdiri, kulit Anda bergidik, atau rambut Anda terangkat saat mendengar suara yang menakutkan, menonton film horor, atau merasakan dingin? Jika ya, maka Anda telah mengalami fenomena yang disebut merinding. Tapi tahukah Anda apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh Anda saat merinding? Dan apa fungsi dari reaksi ini?

Merinding adalah reaksi alami tubuh yang dipicu oleh sistem saraf otonom, yaitu bagian dari sistem saraf yang mengatur fungsi-fungsi tubuh yang tidak disadari, seperti detak jantung, tekanan darah, dan pencernaan. Sistem saraf otonom terdiri dari dua cabang, yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Sistem saraf simpatis bertanggung jawab untuk mengaktifkan respons “lawan atau lari” (fight or flight) saat tubuh menghadapi ancaman atau stres, sedangkan sistem saraf parasimpatis bertanggung jawab untuk mengaktifkan respons “istirahat dan cerna” (rest and digest) saat tubuh berada dalam keadaan tenang dan rileks.

BACA JUGA:Ini Tempat Wisata Murah Di Solo dan Wisata Religi Masjid Aljabar Jawa Barat, Cocok untuk Liburan Akhir Tahun

Saat tubuh merasakan ancaman atau stres, sistem saraf simpatis akan melepaskan hormon adrenalin ke dalam aliran darah, yang menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, seperti meningkatnya detak jantung, tekanan darah, dan laju pernapasan, serta mengecilnya pembuluh darah di kulit. Salah satu efek dari adrenalin adalah merangsang kontraksi otot-otot halus yang terletak di dasar setiap folikel rambut, yang disebut arrector pili. Otot-otot ini akan menarik folikel rambut ke atas, sehingga menyebabkan rambut atau bulu berdiri. Inilah yang menyebabkan kulit Anda terlihat bergelombang atau berbintik-bintik, yang disebut “kulit ayam” (goosebumps).

Fungsi dari merinding sebenarnya adalah untuk membantu tubuh menghangatkan diri atau melindungi diri dari ancaman. Pada hewan berbulu atau berbulu, seperti kucing, anjing, atau burung, merinding akan membuat bulu atau bulu mereka mengembang, sehingga membentuk lapisan udara yang mengisolasi tubuh mereka dari dingin. Selain itu, merinding juga akan membuat mereka terlihat lebih besar dan menakutkan bagi musuh atau pesaing mereka. Namun, pada manusia, fungsi ini sudah tidak relevan lagi, karena manusia memiliki sedikit rambut atau bulu di tubuh mereka, dan sudah menggunakan pakaian untuk menghangatkan atau melindungi diri mereka.

BACA JUGA:7 Tradisi Unik Menyambut Tahun Baru di Dunia, Ada yang Melempar Piring hingga Membakar Boneka

Meskipun demikian, merinding masih bisa terjadi pada manusia karena adanya faktor-faktor lain yang dapat memicu sistem saraf simpatis, seperti emosi, musik, atau kenangan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa merinding bisa terjadi saat seseorang merasakan emosi yang kuat, seperti takut, marah, terkejut, sedih, atau bahagia. Emosi-emosi ini akan mempengaruhi aktivitas otak, khususnya di daerah yang terkait dengan penghargaan, motivasi, dan kenangan, seperti nucleus accumbens, hipokampus, dan amigdala. Aktivitas otak ini akan mengirim sinyal ke sistem saraf simpatis, yang kemudian akan melepaskan adrenalin dan menyebabkan merinding.

Selain emosi, musik juga bisa menyebabkan merinding, terutama musik yang memiliki unsur-unsur yang mengejutkan, menyentuh, atau mengharukan, seperti perubahan volume, tempo, nada, atau lirik. Musik dapat membangkitkan emosi yang sama dengan yang dirasakan saat menghadapi ancaman atau stres, seperti ketegangan, antisipasi, atau kelegaan. Musik juga dapat memicu pelepasan hormon dopamin, yang terlibat dalam proses belajar, penghargaan, dan kenikmatan. Dopamin akan meningkatkan sensitivitas sistem saraf simpatis terhadap adrenalin, sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya merinding.

BACA JUGA:Bikin Lidah Bergoyang, Inilah Resep Ayam Bakar Madu Mudah Anti Ribet Hanya dengan Teflon

Kenangan juga bisa menyebabkan merinding, terutama kenangan yang berkaitan dengan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan, menyedihkan, atau menakutkan. Kenangan ini akan diaktifkan oleh rangsangan sensoris, seperti bau, suara, atau gambar, yang memiliki hubungan dengan kenangan tersebut. Kenangan ini akan mempengaruhi aktivitas otak yang sama dengan yang dipengaruhi oleh emosi dan musik, yaitu nucleus accumbens, hipokampus, dan amigdala. Aktivitas otak ini akan menghasilkan respons emosional yang kuat, yang kemudian akan memicu sistem saraf simpatis dan menyebabkan merinding.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa merinding adalah reaksi alami tubuh yang dipicu oleh sistem saraf simpatis saat tubuh menghadapi ancaman, stres, emosi, musik, atau kenangan. Fungsi dari merinding adalah untuk membantu tubuh menghangatkan diri atau melindungi diri dari ancaman, namun fungsi ini sudah tidak relevan lagi bagi manusia. Merinding juga bisa menjadi indikator dari tingkat empati, kreativitas, atau kecerdasan emosional seseorang, karena orang-orang yang sering merinding cenderung memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memahami dan mengekspresikan emosi mereka sendiri dan orang lain.*

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: