Masyarakat 3 Daerah di Indonesia Yang Tak Pernah Merasakan Kerja Paksa Masa Penjajahan, Ini Alasannya
Masyarakat 3 Daerah di Indonesia Yang Tak Pernah Merasakan Kerja Paksa Masa Penjajahan, Ini Alasannya--
RADARMUKOMUKO.COM - Cukup banyak penderitaan rakyat Indonesia semasa penjajahan, mulai dari kerja paksa atau kerja rody, pelecehan, perbudakan dan lainnya. Tidak sedikit yang meninggal karena diperlakukan tidak manusiawi oleh penjajah.
Namun, ternyata ada masyarakat yang selamat dari kekejaman ini, karena wilayahnya tidak pernah dijajah, yaitu Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.
Pada dasarnya kaum penjajah, seperti Portugis serta Belanda melakukan ekspansi ke Maluku, namun mereka tidak berani macam-macam dan memilih menjalin kerjasama baik dengan Kerajaan Buton.
Sebab Buton waktu itu menjadi penguasa perairan di Maluku, maka bangsa Eropa harus menjalin hubungan mitra yang baik jika ingin menggunakan pelabuhan mereka.
Juga dikatakan Buton dulunya merupakan kerajaan sendiri. Kerajaan ini memiliki sistem pemerintahan yang cukup ideal dengan adanya raja, perdana menteri, tentara sebagai badan pertahanan dan tentunya rakyat.
BACA JUGA:Komandan Perang Melawan Penjajah Berakhir Menjadi Pengemis Hingga Akhir Hayatnya
Kerajaan Buton sudah lama menjalin hubungan dengan pihak asing yang melintasi kawasan perairannya.
Kerajaan Buton juga selalu memantau pergerakan bajak laut, sehingga untuk itulah dibutuhkan tentara.
Pada tahun 1538 Kerajaan Buton beralih menjadi Kesultanan Buton sejak dipimpin oleh Murhum Sultan Kamuddin Khalifatul Khamis seiring dengan masuknya agama Islam yang dibawa oleh para pedagang.
Wilayah Kerajaan Buton ini juga secara resmi baru bergabung dengan Indonesia pada tahun 1960.
Sekarang, Buton terbagi menjadi beberapa kabupaten, Kota Bau-Bau, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Bombana, Kabupaten Buton Selatan dan Kabupaten Buton Tengah.
Dilansir dari phinemo.com, D.I. Yogyakarta dengan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat termasuk daerah di Indonesia yang tidak pernah dijajah oleh bangsa Eropa, terutama Belanda.
Dimasa Hindia Belanda, Yogyakarta berdasarkan hukum merupakan vassal state yang memiliki kedudukan yang sejajar dengan pemerintah Hindia Belanda. Ketika itu, Yogyakarta adalah negara federasi dari Hindia Belanda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: