Kisah Sedih Pekerja Pabrik Tjipetir, Kerja Tanpa Upah, Banyak Yang Meningggal Karena Kelaparan

Kisah Sedih Pekerja Pabrik Tjipetir, Kerja Tanpa Upah, Banyak Yang Meningggal Karena Kelaparan

Kisah Sedih Pekerja Pabrik Tjipetir, Kerja Tanpa Upah, Banyak Yang Meningggal Karena Kelaparan--

Salah satu tokoh yang berperan penting dalam pergerakan ini adalah Haji Hasan Mustapa, seorang ulama dan sastrawan yang juga bekerja sebagai pegawai administrasi di pabrik Tjipetir.

BACA JUGA:Kisah Cinta Anak Soekarno Kartika Sari Dewi Suami Belanda dan Ibu Jepang, Dua Negara Pernah Menjajah Indonesia

BACA JUGA:KUR Mikro, KUR Kecil dan KUR TKI Bank BRI, Bisa Ajukan Rp 50.000.000, Rp 25.000.000 Hingga Rp 500.000.000

Ia menggunakan kemampuan menulisnya untuk menyebarkan ide-ide kemerdekaan dan kebangsaan melalui puisi-puisi, cerita-cerita, dan lagu-lagu yang ditulisnya dengan menggunakan bahasa Sunda.

Salah satu karya Haji Hasan Mustapa yang terkenal adalah lagu "Tjipetir", yang menggambarkan tentang keindahan alam dan kekayaan hasil bumi di daerah Cikidang, sekaligus mengkritik ketidakadilan dan kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh penjajah Belanda.

Lagu ini menjadi semacam lagu kebangsaan bagi para pekerja pabrik Tjipetir dan masyarakat sekitarnya. Lagu ini juga sering dinyanyikan sebagai bentuk protes dan solidaritas saat terjadi aksi mogok kerja atau demonstrasi.

Pada masa pendudukan Jepang, pabrik Tjipetir juga ikut dikuasai oleh tentara Jepang. Namun, hal ini tidak menghentikan perjuangan rakyat Indonesia untuk membebaskan diri dari penjajahan.

Pada tahun 1945, setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, pabrik Tjipetir menjadi sasaran serangan dari pasukan Belanda yang ingin merebut kembali wilayahnya.

Para pekerja pabrik Tjipetir bersama-sama dengan pejuang-pejuang lainnya berani melawan pasukan Belanda dengan menggunakan senjata tradisional seperti bambu runcing, golok, dan parang, mereka berhasil mengusir pasukan Belanda dari pabrik Tjipetir dan menjadikannya sebagai basis pertahanan.

Sayangnya, setelah Indonesia merdeka, nasib pabrik Tjipetir tidak begitu baik. Pada tahun 1960-an, pabrik Tjipetir mulai mengalami kemunduran akibat persaingan dengan pabrik-pabrik getah lainnya yang lebih modern dan efisien.

Pada tahun 1970-an, pabrik Tjipetir akhirnya ditutup dan ditinggalkan begitu saja sebagian bangunan dan peralatan pabrik Tjipetir masih tersisa hingga sekarang, tetapi sudah rusak dan tidak terawat, sebagian lahan pabrik Tjipetir juga sudah dijadikan kawasan komersial dengan dibangun ruko-ruko dan pertokoan.

Pabrik Tjipetir adalah salah satu saksi bisu sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah. Meskipun sudah tidak beroperasi lagi, pabrik Tjipetir tetap memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi.

Pabrik Tjipetir juga menjadi salah satu identitas dan kebanggaan bagi masyarakat Cikidang dan Sukabumi. Oleh karena itu, pabrik Tjipetir layak untuk dilestarikan dan dikembangkan sebagai objek wisata sejarah dan edukasi, dengan demikian, generasi muda Indonesia dapat belajar dan menghargai jasa-jasa para pejuang yang telah berkorban demi kemerdekaan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: