Bandar Udara, Bunker dan Gua Yang Dibangun Sistem Kerja Paksa Era Penjajahan Jepang di Indonesia
Bandar Udara, Bunker dan Gua Yang Dibangun Sistem Kerja Paksa Era Penjajahan Jepang di Indonesia--
Bandara Frans Kaisiepo
Bandar Udara Frans Kaisiepo di Biak, Papua dibangun oleh Jepang pada tahun 1943 untuk menunjang armada pesawat tempur di Perang Pasifik. Bandara ini juga sedianya dibangun Jepang sebagai batu loncatan untuk menyerang Australia.
Dilansir dari website Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud, benadara ini pernah menjadi bandara dengan landasan pacu terpanjang di Indonesia. Panjang runway mencapai 3.570 meter dan lebar 40 meter, ukuran bandara yang terbilang sangat besar di era pasca-Perang Dunia II.
Bandara Sugimanuru
Bandara Sugimanuru berada di pulau Mua di Kabupaten Simuna di Sulawesi Tenggara, sekarang dikelola oleh Kementerian Perhubungan.
Bandara Sugimanuru merupakan bandara kecil dibangun oleh Jepang untuk keperluan militer guna mendukung perluasan Perang Pasifik, khususnya di wilayah Laut Jawa dan Laut Banda.
BACA JUGA:3 Tokoh Melayu dari Kepulauan Riau Yang Menjadi Pahlawan Nasional, Begini Kiprahnya
BACA JUGA:11 Pahlawan Kurang Dikenal, Karena Jarang ada di Pelajaran Sekolah dan di Uang Kertas
Setelah Jepang pergi, bandara ini terbengkalai hingga kembali digunakan untuk penerbangan perintis yang dilayani oleh Merpati Airlines pada era Orde Baru.
Selokan Mataram
Selokan Mataram adalah saluran irigasi primer yang dibangun di masa Sultan Hamengkubuwono IX dengan biaya dari pemerintah militer Jepang.
Saluran irigasi ini dibangun pada tahun 1942 dengan tujuan untuk menyuplai makanan ke pemerintah militer Jepang.
Bandara Leo Wattimena
Berlokasi di Morotai, Maluku Utara, Bandara Leo Wattimena adalah bandara peninggalan militer Jepang yang dibangun pada tahun 1942.
Di masa awal pembangunannya, bandara ini hanya memiliki dua landasan pacu. Setelah sekutu berhasil melepaskan Morotai dari kekuasaan Jepang, dibangun lima landasan pacu tambahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: