11 Pahlawan Kurang Dikenal, Karena Jarang ada di Pelajaran Sekolah dan di Uang Kertas

11 Pahlawan Kurang Dikenal, Karena Jarang ada di Pelajaran Sekolah dan di Uang Kertas

Pahlawan yang kurang dikenal Mayor Jenderal TNI Isman dan I Gusti Ngurah Made Agung--

RADARMUKOMUKO.COM - Beberapa pahlawan nasional tentu sangat dikenal, karena sering muncul dalam pelajaran sejarah saat  bersekolah. Juga wajah mereka pernah dijadikan gambar dalam uang kertas.

Contohnya Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai gambar utama uang kertas pecahan Rp100.000. Djuanda Kartawidjaja sebagai gambar utama untuk uang kertas pecahan Rp50.000, Ratulangi sebagai gambar utama untuk uang kertas pecahan Rp20.000, Frans Kaisiepo sebagai gambar utama untuk uang kertas pecahan Rp10.000.

Terus Dr. K.H Idham Chalid sebagai gambar utama untuk uang kertas pecahan Rp5.000, Mohammad Hoesni Thamrin sebagai gambar utama untuk uang kertas pecahan Rp2.000 serta Tjut Meutia sebagai gambar utama untuk uang kertas pecahan Rp1.000.

BACA JUGA:Inilah Sosok Pahlawan Dari Papua Tak Getar Bantai Belanda Demi Merebut Kemerdekaan

BACA JUGA:Kembangkan Urban Farming di Lahan Sempit, BRI Peduli Inspirasi Bertani di Kota (BRInita)

Namun ada beberapa pahlawan yang jarang dikenal, padahal kiprahnya untuk bangsa juga tak bisa dipandang remeh.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa diantara pahlawan nasional yang kurang dikenal:

Bernard Wilhem Lapian

Bernard Wilhem Lapian merupakan pejuang kelahiram Minahasa. Ia sudah berjuang sejak Belanda menjajah Indonesia, kemudian dilanjutkan dengan melawan Jepang hingga zaman kemerdekaan.

Bernard Wilhem Lapian pernah memberikan kontribusi besar dengan mendirikan Kerapatan Gereja Protestan Minahasa.

Selain itu, beliau juga berperan penting dalam peristiwa heroik merah putih yang terjadi bulan Februari 1946. Setelah Indonesia merdeka, beliau menjabat sebagai Gubernur Sulawesi selama satu tahun.

Tan Malaka

Sosok Tan Malaka memiliki kontribusi besar di dunia pendidikan. Setelah lulus pendidikan di Belanda, ia mendedikasikan diri untuk mencerdaskan rakyat Indonesia.

Ia ditantang Belanda, sehingga Tan Malaka diasingkan oleh Belanda. Perjuangan Tan Malaka pun terus dilakukan sampai akhirnya dieksekusi pada 21 Februari 1949.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: