Sejarah Pulau Rempang Yang Sudah ada Sejak Era Penjajahan, Kontroversi Pembangunan Eco City

Sejarah Pulau Rempang Yang Sudah ada Sejak Era Penjajahan, Kontroversi Pembangunan Eco City

Pulau rempang Batam yang sedang viral, rencana eco city-dokumen,net-istimewa radar mukomuko

Artikel berjudul Verslag van een bezoek aan de Orang Darat van Rempang, 4 Februari 1930 (Laporan Sebuah Kunjungan ke Orang Darat di Pulau Rempang pada 4 Febaruari 1930) bahkan memuat kunjungan tersebut. Laporan ini ditulis di Tanjungpinang, 12 Februari 1930 dan dimuat dalam Tijdschrift voor Indische Taal, Land en Volkunde, Deel LXX Aflevering I,1930.

P Wink menyebut bahwa pejabat Belanda di Tanjungpinang sudah lama mengetahui keberadaan Orang Darat di Pulau Rempang. Namun, belum ada kontak langsung dengan mereka.

P Wink menjadi pejabat Belanda pertama yang turun langsung menemui Orang Adat.

Menurut P Wink, orang Belanda bernama JG Schot dalam tulisannya Indische Gids tahun 1882, di Pulau Rempang ada suku asli yang bernama Orang Darat atau Orang Utan.

Legenda menyebut mereka berasal dari Lingga. Sayangnya, tidak ada informasi yang jelas tentang asal usul ini.

Orang Darat di Pulau Rempang mirip suka asli Johor dan Melaka, yakni Orang Jakun. Orang Darat mendiami Pulau Rempang dengan hidup di pondok-pondok tanpa dinding dan hanya beratap.

BACA JUGA:Cicilan KUR BRI Rp 25.000.000 Rp 50.000.000 dan Rp 100.000.000 Terbaru, Syarat Pinjaman KTP

BACA JUGA:9 Perang Besar Bangsa Indonesia Melawan Penjajah, Penyebab dan Pemenang Pertempuran

Tak hanya di Pulau Rempang, Orang Darat juga tinggal di Pulau Batam, tapi kemudian seakan menghilang karena membaur dengan Orang Melayu.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik, Pulau Rempang saat ini dihuni oleh sekitar 7.512 penduduk.

Di antara mereka, terdapat beragam etnis dan suku, misalnya suku Melayu, suku Orang Laut, dan suku Orang Darat. 

Keragaman etnis ini menciptakan lingkungan yang kaya akan budaya dan tradisi yang unik.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: