3 Tokoh Melayu dari Kepulauan Riau Yang Menjadi Pahlawan Nasional, Begini Kiprahnya

3 Tokoh Melayu dari Kepulauan Riau Yang Menjadi Pahlawan Nasional, Begini Kiprahnya

3 Tokoh Melayu dari Kepulauan Riau Yang Menjadi Pahlawan Nasional, Begini Kiprahnya--

Sultan Mahmud Syah III juga mempererat kerajaan Riau-Lingga-Johor dan Pahang dengan beberapa kerajaan lainnya seperti Jambi, Mempawah, Indragiri, Asahan, Selangor, Kedah dan Terengganu.

Sultan Mahmud Syah III, menguatkan persaudaraan antara Melayu dan Bugis melalui 'sumpah setia' dan pernikahan antara kedua belah pihak. Kebijakan Sultan ini terbukti mampu menjadi senjata ampuh, melawan penjajah yang terkenal dengan politik adu dombanya.

Berkat perjuangan Sultan pula, akhirnya Lingga dan Pulau Penyengat menjadi kota yang hebat. Lingga kemudian dikenal sebagai Bunda Tanah Melayu dan Pulau Penyengat sebagai Pulau Indera Sakti.

Sultan Mahmud Riayat Syah wafat pada tanggal 12 Januari 1812. 

Raja Haji Fisabilillah

Raja Haji Fisabililah merupakan adik dari Sultan Selangor pertama, Sultan Salehuddin dan paman sultan Selangor kedua, Sultan Ibrahim.

Namanya diabadikan dalam nama bandar udara di Tanjung Pinang, Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah, salah satu masjid yang ada di Selangor, Malaysia, yaitu kota Cyberjaya dinamakan Masjid Raja Haji Fisabililah.

Raja Haji Fisabililah adalah Raja Yang Dipertuan Muda Riau-Lingga-Johor-Pahang IV. Ia terkenal dalam melawan pemerintahan Belanda dan berhasil membangun pulau Biram Dewa di sungai Riau Lama.

Karena keberaniannya, Raja Haji Fisabililah juga dijuluki sebagai Pangeran Sutawijaya Panembahan Senopati di Jambi. Ia gugur pada saat melakukan penyerangan pangkalan maritim Belanda di Teluk Ketapang Melaka pada tahun 1784.

Raja Haji Fisabilillah ditetapkan sebagai pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden RI No. 072/TK/1997 tanggal 11 Agustus 1997. 

Seperti dikutip dari wikipediaorg, Raja Haji Fisabilillah lahir di Kota Lama, Ulusungai, Riau, 1725.

Raja Ali Haji (RAH)

Raja Ali Haji (RAH) lahir tahun 1808 di Selanggor. Arya Ajisaka dalam bukunya Mengenal Pahlawan Indonesia mengatakan dia dilahirkan di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau.

Ia dijuluki sebagai Bapak Bahasa Indonesia. Ia terkenal lewat karya sastranya Gurindam Dua Belas.

Ia juga membuat sebuah pedoman yang menjadi standar bahasa Melayu yang merupakan cikal bakal Bahasa Indonesia. Berkat jasanya, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono memberikan gelar Pahlawan Nasional kepadanya pada 10 November 2004 melalui SK Presiden No.089/TK/Tahun 2004.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: