Kisah Sofia WD Artis Terkenal Masa Perjuangan, Ternyata Juga Seorang Intelijen

Kisah Sofia WD Artis Terkenal Masa Perjuangan, Ternyata Juga Seorang Intelijen

Kisah Sofia WD Artis Terkenal Masa Perjuangan, Ternyata Juga Seorang Intelijen--

RADARMUKOMUKO.COM – Dunia keartisan sudah ada dan berkembang sejak era perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ada banyak nama-nama aktris terkenal di masa tersebut.

Salah satunya adalah bernama Sofia WB, artis ternama yang dikenal cantik dan jago akting. Namun tidak banyak yang tahu, ternyata Sofia juga seorang agen intel berpangkat Sersan Mayor.

Ia pernah membintangi drama “Nantikan Aku di Seberang Jembatan Emas” sekitar tahun 1947.

Dilansir dari Wikipedia, Sofia WD lahir pada 12 Agustus 1924 di Surabaya, Jawa Timur, anak bungsu dari 5 bersaudara.Orang tuanya pasangan Wongsodikromo seorang pegawai negeri sipil yang bekerja di kantor pos dan Siti Aminah seorang guru sekolah dasar.

Setelah tamat HIS (1935) dan Darul Muta'allimin, ia bekerja pada sebuah perusahaan milik Jepang, seraya bergabung dengan grup sandiwara Irama Massa. 

BACA JUGA:Titin Sumarni, Artis Idola Soekarno Yang Kaya Raya, Berujung Memilukan Habis Manis Sampah Dibuang

BACA JUGA:Nasib Pilu Artis Top Era Soekarno, Pernah Megang Tahta Tertinggi Hingga Hidup Diambang Kehancuran

Mulanya, Sofia hanya sebagai pembawa pesan perusahaan kepada penonton. Karena nasib baik, ia berhasil menjadi pemeran utama. Ternyata, pengalaman akting inilah yang kelak membawanya ke puncak karier. 

Dalam usia 14 tahun ia menikah pertama kali dengan Eddy Endang, seorang kapten dari kesatuan Siliwangi. 

Dilansir dari caping.co.id, pada Mei 1946, Sofia dan suaminya yakni Edi Endang, terdaftar sebagai anggota Field Preparation (FP) yang didirikan Kolonel TNI Zulkifli Lubis.

Dalam buku tulisan Ken Conboy, 'Intel: Menguak Tabir Dunia Intelijen Indonesia', FP merupakan salah satu unit khusus intelijen yang dibentuk oleh Zulkifli Lubis.

Unit ini memiliki fungsi untuk pengamatan dan mempersiapkan situasi lapangan dengan menggalang dukungan bagi kepentingan NKRI.

Sofia dan Edi diterima sebagai perwira intelijen didikan Jepang. Keduanya kemudian ditempatkan di bagian propaganda bidang seni.

Sembilan tahun kemudian yakni tahun 1947, Kapten Eddy gugur dalam menjalankan tugas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: