Kisah Cinta Jendral Sudirman dan Alfiah, Rayuan Maut dan Kata-Kata Romantis Hingga Maut Memisahkan

Kisah Cinta Jendral Sudirman dan Alfiah, Rayuan Maut dan Kata-Kata Romantis Hingga Maut Memisahkan

Kisah Cinta Jendral Sudirman dan Alfiah, Rayuan Maut dan Kata-Kata Romantis Hingga Maut Memisahkan--

Kedatangannya berkedok koordinasi internal Muhammadiyah. Soedirman memang termasuk dalam kepengurusan Hizbul Wathan dan Pemuda Muhammadiyah. Orang tua Alfiah adalah pengurus Muhammadiyah.

Dari kebiasaan itulah, teman-temannya mulai menyadari jika Soedirman menaruh hati pada Alfiah. Sejak itu, tak ada laki-laki yang berani mendekati Alfiah.

BACA JUGA:Kisah Putri Oei Hui Lan Yang Bergelimang Harta Namun Penuh Kesedihan dan Air Mata, Anak Raja Gula Semarang

BACA JUGA:Saat Bangsa Belanda Dapat Karma Semasa Jepang, Tentara dan Keturunannya Dilibas, Ditawan dan Dilecehkan

Kisah cinta Soedirman tak berjalan mulus pada awalnya. Cintanya kepada Alfiah tak mendapat restu oleh keluarga Afifah.

Bukan dari orangtua kembang desa itu, melainkan oleh paman Alfiah bernama Haji Mukmin, saudagar pemilik hotel.

Mukmin menginginkan agar keponakannya itu mendapatkan suami dari kalangan orang kaya. Sementara Soedirman hanya anak ajudan wedana yang bergaji kecil.

Namun, cinta ibu kepada anak mengalahkan segalanya. Ibunda Soedirman kemudian menyiapkan semua ongkos pernikahan agar anaknya tak disepelekan keluarga Alfiah.

Sikap Haji Mukmin berubah setelah Soedirman diangkat menjadi Panglima Besar oleh Presiden Sukarno.

Melansir dari berbagai sumber, salah satunya nu.or.id, hal menarik adalah kata-kata Soedirman saat meminang sang istri. 

“Beribu maaf, Bapak Haji. Maksud kedatangan saya pagi ini hendak meminta kemurahan hati Bapak, agar Alfiah, putri Bapak, boleh saya jadikan teman hidup yang akan saya rawat sebaik-baiknya hingga kelak hari tua.” Kata-kata itu keluar dari mulut Soedirman ketika melamar Alfiah.

Keromantisannya Soedirman tidak ada batas, meski di tengah keadaan berperang, Dirman dikenal tidak dapat menutupi aura romantisnya selama menjalani kehidupan rumah tangga bersama istrinya. 

Diketahui Dirman selalu memperlakukan istrinya dengan baik dengan rajin membelikan baju dan kosmetik.

Apa yang bapak bawa?" tanya Alfiah waktu itu.

"Baju dan bedak, Bu. Soalnya kalau ada serangan udara, semua toko bakal tutup," ujar Sudirman seraya membuka bungkusan. Diserahkannya baju dan berkotak-kotak bedak itu. Alfiah tercengang dibuatnya. Kaget campur senang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: