Kisah Cinta Presiden Soeharto dan Ibu Tien, Benih Cinta Tumbuh Setelah Menikah dan Setia Selamanya

Kisah Cinta Presiden Soeharto dan Ibu Tien, Benih Cinta Tumbuh Setelah Menikah dan Setia Selamanya

Kisah Cinta Presiden Soeharto dan Ibu Tien, Benih Cinta Tumbuh Setelah Menikah dan Setia Selamanya--

BACA JUGA:Kisah Titin Sumarni, Artis Digemari Soekarno yang Berakhir Menyedihkan dalam Kemalaratan

BACA JUGA:Pasukan Khusus Pelacur dan Copet Bikin Belanda Loyo, Tapi Juga Kerjai Pejuang Hingga Komandannya Sendiri

Namun, Ibu Prawiro terus mendesak dan mengingatkan Harto pentingnya sebuah pernikahan yang tidak boleh terhalangi oleh apapun termasuk perang.

"Tetapi, siapa pasangan saya? Saya balik bertanya kepada mereka. Saya tidak punya calon," ujar Pak Harto dalam otobigrafi Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya halaman 43-45, dikutip dari Merdeka.

Ibu Prawiro pun meminta Harto agar tidak pusing dengan masalah perjodohan. 

Dia ternyata telah memiliki calon yang cocok untuk mendampingi Harto. Perempuan itu tak lain dan tak bukan adalah Siti Hartinah.

"Kamu masih ingat dengan Siti Hartinah, teman satu kelas adikmu, Sulardi, waktu di Wonogiri?" tanya Ibu Prawiro.

Harto ternyata masih ingat dengan sosok Tien. Namun, dia tak yakin Tien mau menjadi istrinya. 

Keraguan itu karena Tien merupakan putri seorang bangsawan Jawa sementara dia hanyalah anak seorang petani.

"Apa dia akan mau? Apa orangtuanya akan memberikan? Mereka orang ningrat. Ayahnya, Wedana, pegawai Mangkunegaran," ungkap Harto dengan perasaan minder.

Ibu Prawiro mencoba membesarkan hati Harto. Dia kemudian berjanji mengurus semuanya, dengan jaminan kedekatannya dengan keluarga Kandjeng Pangeran Harjo (KPH) Soemoharjomo, ayah dari Tien.

BACA JUGA:Kala Presiden Soekarno Diprank Idrus dan Markonah Raja dan Ratu Suku Anak Dalam, Ternyata PSK dan Tukang Becak

BACA JUGA:Presiden Soekarno Miliki 9 Istri dan 11 Anak, Berikut Nama dan Penjelasannya

Tanpa disangka, keluarga KPH Soemarjomo mau menerima tawaran Ibu Prawiro. Akhirnya, kedua keluarga itu sepakat untuk menggelar upacara 'nontoni' yaitu, mempertemukan antara calon pengantin pria dengan calon pengantin wanita.

"Agak kikuk juga, sebab sudah lama saya tidak melihat Hartinah dan keragu-raguan masih ada pada saya, apakah dia akan benar-benar suka kepada saya," tutur Harto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: