Penyebab Peristiwa Mangkuk Merah Hingga Terjadi Pembunuhan dan Pengusiran Etnis Tionghoa di Kalimantan
Penyebab Peristiwa Mangkuk Merah Hingga Terjadi Pembunuhan dan Pengusiran Etnis Tionghoa di Kalimantan--
RADARMUKOMUKO.COM - Peristiwa Mangkuk Merah 1967, adalah sejarah kelam bangsa Indonesia yang layak dikenang. Peristiwa Mangkuk Merah, berupa tragedi kemanusiaan pembunuhan dan pengusiran ribuan warga etnis Tionghoa di Kalimantan Barat yang terjadi pada akhir tahun 1967.
Peristiwa ini mengakibatkan setidaknya 3.000 korban tewas terbunuh di pedalaman dan sekitar 4.000-5.000 korban tewas di pengungsian di Pontianak dan Singkawang karena kelaparan.
Peristiwa ini tidak pernah diharapkan, karena jauh sebelum munculnya pengaruh politik luar, warga Dayak dan kaum peranakan Tionghoa hidup dan damai.
BACA JUGA:Mengenang Peristiwa Berdarah Tanjung Priok, Penembakan Kerumunan Warga Hingga Puluhan Korban
Bahkan, kedua etnis berbeda tersebut sudah menjalin persaudaraan yang kuat.
Hubungan harmonis antara warga Dayak dan Tionghoa itu sirna setelah terjadinya Gerakan 30 September 1965. Citra Presiden Sukarno karena pertimbangan membela Partai Komunis Indonesia (PKI).
Peristiwa penyerangan yang disertai pembunuhan dan pengusiran yang dilakukan oleh ABRI bersama suku Dayak terhadap permukiman warga etnis Tionghoa di pedalaman Kalimantan Barat pada akhir tahun 1967.
Peristiwa yang terjadi antara bulan September hingga Desember 1967 ini menjadi salah satu sejarah Indonesia.
Mangkuk Merah sendiri merupakan istilah ritual dan adat suku Dayak sebagai sarana konsolidasi dan mobilisasi pasukan lintas subsuku yang efektif dan efesien dan simbol dimulainya perang.
BACA JUGA:Mengenang Peristiwa Berdarah Tanjung Priok, Penembakan Kerumunan Warga Hingga Puluhan Korban
Peristiwa Mangkuk Merah 1967 Penumpasan Gerakan Sayap Kiri Komunis oleh sejumlah tokoh Dayak dan ABRI mengejar pelaku separatis yaitu PGRS/Paraku dan etnis Tionghoa merupakan penyokong mereka.
Melansir Wikipedia, latar belakang terjadinya perstiwa mangkok merah, bermula dari tahun 1963 hingga 1966, pemerintah Indonesia melakukan konfrontasi terhadap Malaysia.
Konfrontasi yang didasari oleh penolakan pemerintah Indonesia terhadap pembentukan Federasi Malaysia ini melibatkan warga Tionghoa di Kalimantan bagian Utara, yang juga memiliki sikap sama dengan Indonesia, yakni menentang pendirian Federasi Malaysia yang didukung penuh oleh Inggris.
Penolakan warga Tionghoa ini didasari oleh kekhawatiran akan terjadinya dominasi warga Melayu Semenanjung Malaya terhadap rakyat Kalimantan Utara, khususnya warga Tionghoa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: