Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Perang Terbesar dengan Semangat Militan Pemuda Surabaya

Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Perang Terbesar dengan Semangat Militan Pemuda Surabaya

Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Perang Terbesar dengan Semangat Militan Pemuda Surabaya-Dok-

Tewasnya A.W.S. Mallaby membuat Mayor Jenderal Mansergh mengeluarkan ultimatum penyerahan senjata pada 10 November 1945 melalui selebaran di kota Surabaya. 

BACA JUGA:Perang Kedondong, Pasukan Ulama, Santri, Pemuda, Petani Hingga Buruh Bikin Belanda Pontang Panting

Mansergh mengancam apabila pasukan Surabaya tidak menyerahkan senjata maka Sekutu akan menghancurkan Surabaya. Selain itu, semua pimpinan bangsa Indonesia dan para pemuda harus datang paling lambat pada 10 November 1945 pukul 06.00 di tempat yang telah ditentukan.

Ultimatum penyerahan senjata oleh Sekutu tidak dihiraukan oleh pemuda Surabaya. Pemuda Surabaya memilih melakukan perlawanan terlebih dengan orasi Bung Tomo yang semakin menggelorakan semangat perjuangan arek Surabaya. 

BACA JUGA:Sejarah Perlawanan Panjang Rakyat Lebak Terhadap Penjajah Belanda

Selain Bung Tomo juga ada KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai dari pesantren lain yang mengeluarkan fatwa jihad serta mengerahkan santri – santri mereka untuk ikut dalam pertempuran.

Puncaknya mulai 10 November 1945 hingga dua pekan selanjutnya, 28 November 1945 terjadi pertempuran Surabaya. Pertempuran ini setidaknya memakan korban sebanyak 20.000 orang dari Surabaya dan 1.500 dari Sekutu. Selain itu diperkirakan sebanyak 150.000 orang meninggalkan Surabaya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: