Kawah Batagay di Sebut Gerbang Dunia di Siberia Terus Bertambah Besar dan Lebar, Ini Penyebabnya
Kawah Batagay di Sebut Gerbang Dunia di Siberia Terus Bertambah Besar dan Lebar, Ini Penyebabnya-Istimewa-
RADARMUKOMUKO.COM - Rekaman drone yang baru di rilis menegaskan bahwa kawah Batagay di Siberia terus bertambah besar dan lebar.
Kondisi ini akibat dampak depresi permafrost atau mencairnya lapisan tanah beku terbesar di dunia.
Rekaman tersebut, yang dirilis pada 12 Juli 2023, menunjukkan pemandangan luas dari kawah Batagay(dieja Bagatayka dan Batagaika).
Menurut laporan Ruptly.tv, lebar permafrost yang dijuluki pintu gerbang ke dunia bawah di Siberia ini bertambah sekitar 0,8 kilometer persegi atau setara dengan luas sekitar 145 lapangan sepak bola Bekas luka yang dalam dan membelah hutan Siberia timur kemungkinan besar dipicu oleh penggundulan hutan selama tahun 1940-an.
BACA JUGA:3 Keindahan Utama Pantai Pink di Lombok, Salah Satunya Pasirnya yang Berwarna Pink
Kondisi ini menyebabkan erosi, yang kemudian memperburuk pencairan permafrost musiman dan menciptakan "megaslump" atau kawah besar di tanah.
Apalagi permafrost di wilayah ini terdiri dari 80% es, sejumlah besar sedimen yang mencair di lereng bukit runtuh.
Keadaan ini mengungkapkan apa yang tampak seperti luka raksasa yang membelah lanskap di Republik Sakha Rusia.
Bukan hanya pantauan drone yang menunjukkan kawah Batagau terus membesar.
BACA JUGA:Keunikan Pantai Batu Payung Lombok, Memiliki Batu Berbentuk Payung
Selama bertahun-tahun, citra satelit juga mengkofirmasi bahwa megaslump telah bertambah besar.
Saat daratan menyusut, mengungkap puluhan ribu tahun sisa-sisa fosil beki dari zaman Pleistosen Tengah, yang berakhir 126.000 tahun lalu.
"Ini adalah sesuatu yang sangat langka.
Ini adalah objek alam yang unik, yang memungkinkan kita untuk melihat sejarah Bumi selama setengah juta tahun yang terawetkan dalam permafrost,” kata Alexey Lupachev, peneliti senior di Institut Masalah Fisikokimia dan Biologi Ilmu Tanah di Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, kepada Ruptly.tv dari laman Live Science, Rabu 26 Juli 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: