Suku Wong Alas, Manusia Tak Bertumit dan Penuh Misteri

Suku Wong Alas, Manusia Tak Bertumit dan Penuh Misteri

Suku Wong Alas, Manusia Tak Bertumit dan Penuh Misteri -Ilustrasi-

RADARMUKOMUKO.COM - Di Pulau Sumatera dan beberapa wilayah lainnya, terutama di kalangan masyarakat melayu dan minangkabau, mengenal keberadaan suku bunian atau orang bunian yang hidup di hutan dan suka menyesatkan orang.

Kemudian di kalimantan ada manusia mitos bernama suku limun. Juga ada suku bati di pulau seram.

Ternyata di Pulau jawa juga ada suku yang keberadaannya belum terpotret, hingga masih dianggap makhluk gaib dan mitos, namanya Suku Wong Alas.

Suku Wong Alas Carang di Purbalingga juga disebut Suku Pijajaran atau Suku Carang Lembayung oleh masyarakat sekitar.

BACA JUGA:Jarang Diketahui, 5 Suku Pedalaman Penghasil Wanita Cantik Bak Bidadari

Mereka berada di gugusan bukit dengan bioma hutan hujan tropis yang membentang dari kaki Gunung Slamet hingga Dieng, Banjarnegara.

Walau belum ada potret asli dari suku ini, namun masyarakat desa di sekitar perbukitan, seperti Desa Tundagan, Desa Sirongge, Kabupaten Pemalang, dan Desa Sirau, Jingkang, Panusupan, Kramat, Tunjungmuli, Tanalum, serta Gunungwuled, Kabupaten Purbalingga, sangat akrab dengan cerita wong alas.

Kata “wong” dalam bahasa Jawa diartikan sebagai orang. Sedangkan kata “Alas” memiliki makna hutan.

Menurut cerita, wong alas memiliki ciri tidak bertumit, tidak ada belahan pada bagian atas bibir serta bermata besar. Saat berjalan gaya berjalan mereka seperti jinjit.

BACA JUGA:7 Rumpun Suku Dayak, Kunjungi Nomor 5 Dijamu Minuman Tuak

Juga diceritakan, wong alas dalam sewaktu-waktu bisa berubah menjadi seekor harimau.

Sama dengan cerita suku gaib lainnya, ada beberapa versi kisah suku wong alas, sehingga menjadi tanda tanya antara fakta, legenda, mistis dan mitos.

Ciri khas wong alas ini juga bisa dilihat dari cara berpakaiannya yang hanya menggunakan kain berwarna putih dan dilubangi sebagai jalan masuk ke bagian kelapa untuk menutupi badan bagian atas dan lalu bagian bawahnya menggunakan bahan dari akar-akaran atau material alami lain yang diikat untuk menutupi bagian tubuh bawah.

Bahkan mereka hanya menggunakan kain sebagai cawat untuk menutupi area vital (khususnya kaum pria). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: