Mengenal Suku Betawi, Campuran Arab Hingga Bali, Memiliki Jiwa Sosial Tinggi
Mengenal Suku Betawi, Campuran Arab Hingga Bali, Memiliki Jiwa Sosial Tinggi--
Kaum Betawi Ora mayoritas dihuni oleh pendatang dari Pulau Jawa yang berprofesi sebagai petani yang menanam padi, pohon buah dan sayur mayur. Sedangkan, bagian Utara meliputi Jakarta Utara, Barat, Tangerang yang dipengaruhi kebudayaan Cina, misalnya musik Gambang Kromong, tari Cokek dan teater Lenong.
BACA JUGA:5 Suku Asli Kepulauan Riau, Salah Satunya Hampir Punah Tergilas Kemajuan Batam
Bagian Selatan meliputi Jakarta Timur, Selatan, Bogor, dan Bekasi yang sangat dipengaruhi kuat oleh kebudayaan Jawa dan Sunda. Sub dialeknya mengubah ucapan kata-kata yang memiliki akhir kata yang huruf a dengan ah, misal gua menjadi guah.
Hingga saat ini Betawi bukan hanya sekadar Suku. Akan tetapi jadi identitas Kota Jakarta dengan budaya khasnya, serta memiliki nilai sejarah yang panjang dan berharga bagi peradaban di Indonesia.
Sedangkan menurut penuturan Budayawan Betawi yang kontroversial Ridwan Saidi, ada beberapa acuan mengenai asal mula kata Betawi, dilansir dari wikipedia:
- "Pitawi" (bahasa Melayu-Polinesia Purba) yang artinya larangan. Perkataan ini mengacu pada komplek bangunan yang dihormati di Candi Batujaya. Sejarawan Ridwan Saidi mengaitkan bahwa Kompleks Bangunan Candi Batujaya di Karawang merupakan sebuah kota suci yang tertutup, sementara Karawang merupakan Kota yang terbuka.
BACA JUGA:Mitos Gadis Suku Dayak Penuh Misteri, Pria Tak Bisa Pulang dan Bisa Kehilangan ‘Anu'
- "Betawi" (Bahasa Melayu Brunei) digunakan untuk menyebut giwang. Nama ini mengacu pada ekskavasi di Babelan, Kabupaten Bekasi, yang banyak ditemukan giwang dari abad ke-11 M.
- Flora Guling Betawi (cassia glauca), famili papilionaceae yang merupakan jenis tanaman perdu yang kayunya bulat seperti guling dan mudah diraut serta kukuh. Dahulu kala jenis batang pohon Betawi banyak digunakan untuk pembuatan gagang senjata keris atau gagang pisau.
Tanaman guling Betawi banyak tumbuh di Nusa Kelapa dan beberapa daerah di pulau Jawa dan Kalimantan. Sementara di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, guling Betawi disebut Kayu Bekawi. Ada perbedaan pengucapan kata "Betawi" dan "Bekawi" pada penggunaan kosakata "k" dan "t" antara Kapuas Hulu dan Betawi Melayu, pergeseran huruf tersebut biasa terjadi dalam bahasa Melayu.
BACA JUGA:Mengenal Suku Dayak Punan Kalimantan
Ada kemungkinan nama Betawi yang berasal dari jenis tanaman pepohonan benar. Menurut Ridwan Saidi pasalnya, beberapa nama jenis flora selama ini memang digunakan pada pemberian nama tempat atau daerah yang ada di Jakarta, seperti Gambir, Krukut, Bintaro, Grogol dan banyak lagi.
Seperti Kecamatan Makasar, nama ini tak ada hubungannya dengan orang Makassar di Sulawesi Selatan, melainkan diambil dari jenis rerumputan.
Suatu hal yang perlu diektahui terkait orang betawai, dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi, walau terkadang agak berlebihan. Mereka juga dikenal memegang nilai-nilai agama, terutama masyarakat Betawi yang beragama Islam. Ajaran agama selalu diajarkan kepada anak-anak mereka.
BACA JUGA:Gadis Suku Baduy Menikah dengan Pria Luar Harus Pergi, Mempelai Wajib Bawa Menyan hingga Tikar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: