Berhasil Gandakan Hasil Panen Kentang, Cuan Meningkat Dua Kali Lipat

Berhasil Gandakan Hasil Panen Kentang, Cuan Meningkat Dua Kali Lipat

Berhasil Gandakan Hasil Panen Kentang, Cuan Meningkat Dua Kali Lipat- Ilustrasi - pixabay

RADARMUKOMUKO.COM - Ridwan yang merupakan petani kentang berhasil memanen 27 ton dari sehektar lahan yang awalnya hanya 18 ton saja. Peningkatan hasil itu didapatkan setelah menggunakan bakteri aktivator. Bakteri aktivator adalah mikrob yang melarutkan pupuk sehingga meningkatkan penyerapan unsur hara dari hasil panen itu, hasil panen rata-rata mencapai grade A.

BACA JUGA:Kebijakan PPKM Dicabut, Daerah Tetap Buka Layanan Vaksinasi Covid-19

Ridwan menanam kentang secara monokultur dengan sistem bedengan. Pekebun di daerah Pangalengan, Kabupaten Bandung membuat bedengan selebar 120 cm setinggi 40 cm dan membujur sepanjang lahan. Jarak antar bedengan 45 cm. Tanah yang di olah dibenamkan 18 ton pupuk kandang asal kotoran ayam yang diberi 150 g bakteri aktivator. bakteri itu didapatkan dari rekannya Hendra Gunawan Hadmidiredja. 

Pemasangan  bambu setinggi 100 cm, menanam 5.400 kg bibit atau sekitar 30.000 tanaman dengan jarak tanam 40 cm x 40 cm. Pada 7-10 hari setelah tanam (hst) muncul tunas. Tanpa bakteri aktivator bibit bertunas pada17-20 hst. Oleh karena itu pada 14 hst, tunas yang baru tumbuh tidak boleh terkena langsung paparan matahari agar tidak terkena hama.

BACA JUGA:5 Seleb Tanah Air yang Menikah di Tahun ini, Intip Siapa Saja Mereka?

Untuk menghalau serangan hama dan penyakit, perlu menyemprotkan fungisida berbahan aktif simoksanil, famoksadon, dan mankozeb, serta insektisida berbahan aktif sipermetrin dan deltametrin untuk menangkal kedatangan perampok- perampok kecil-trips, aphid, atau kutu kebul sejak 14 hst mencampurkan insektisida dan tungisida, kemudian menyemprotkan per 1-2 hari.

Peningkatan 2 kali lipat itu tentu saja menyediakan pasokan hara berlimpah untuk pengisian umbi. Tanaman menyerap unsur hara dalam bentuk ion allas zat bermuatan listrik. Bakteri aktivator berperan mengubah kandungan pupuk menjadi ion. Peningkatan hasil panen itu membuat pemilik kebun tersenyum lebar. Total biaya produksi terdiri atas sewa lahan, pupuk, pestisida, tenaga kerja, dan sarana produksi lain mencapai Rp70-juta. Dengan harga kentang rata-rata Rp4.000 per kg, a memperoleh omzet Rp86,4-juta. Artikel ini dikutip Trubus edisi 522 dengan judul “Liliput Pengganda Produksi”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: