Ternyata Begini Proses Pembentukan Batu Bara, Kandungan Karbon Dioksida Dua Kali Lebih Banyak dari Gas dan Ang
Ternyata Begini Proses Pembentukan Batu Bara--
Tambang batu bara, diketahui banyak terletak di lingkungan gambut. Meski begitu, sebenarnya proses batu bara terbentuk tak semudah yang dibayangkan.
BACA JUGA:Talang Buai Pangkas 78 KPM BLT-DD
Karena, seiring terjadinya geologi, gambut akan terkubur lebih jauh. Selama ribuan tahun ini, gambut akan terurai dan berangsur-angsur berubah menjadi batu bara berkat dua elemen. Yaitu tekanan dan panas.
Tekanan ini akan membuat gambut lebih padat. Sedangkan panas mengatur ulang molekul yang dapat dikenali pada tumbuhan seperti karbohidrat atau selulosa dan melepaskan karbon dan elemen lainnya.
BACA JUGA:Update Harga Sawit Terbaru Jelang Tahun Baru 2023
Batu bara yang terkubur sangat dalam ini akan mengalami temperatur yang lebih tinggi karena letaknya yang lebih dekat dengan inti bumi. Akan tetapi, panas bumi juga bisa masuk ke permukaan melalu gunung-gunung berapi, mata air, dan geiser.
BACA JUGA:Ingin Seperti Raja dan Bangsawan Sriwijaya, Pakai Songket Palembang, Kapan Biasa Digunakan?
Jumlah tekanan dan panas ini umumnya akan menentukan peringkat batu bara. Lignit merupakan jenis batu bara dengan posisi paling rendah. Batu bara ini masih mengandung bagian tanaman yang dapat dikenali.
Di posisi selanjutnya adalah batu bara bitumen dan subbituminus yang telah dipadatkan dan dipanaskan secara alamiah hingga menjadi keras tetapi masih mengandung bagian tanaman yang dikenali pula
BACA JUGA:Dunia Berduka, ‘Sang Raja’ Pele Meninggal Dunia
Batu bara jenis antrasit merupakan batu bara dengan posisi paling tinggi dan sekaligus menjadi batu bara langka karena memiliki bentuk yang halus dan berkilau. Batu bara ini telah dipanaskan sampai cair dalam proses yang disebut metamorfosisme.
BACA JUGA:Alami Pendarahan Otak, Presenter Indra Bekti Dilarikan ke Rumah Sakit, Begini Kronologinya
Saat ini, penggunaan batu bara mulai mendapatkan perhatian karena menghasilkan karbon dioksida dua kali lebih banyak per kilowatt jam daripada gas alam dan 30 kali lebih banyak daripada tenaga angin.(**)
Artikel ini sudah terbit di kompas.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: