Pabrik Beli TBS Diatas Ketetapan Tim Pemerintah

Pabrik Beli TBS Diatas Ketetapan Tim Pemerintah

Pabrik CPO--

MUKOMUKO, RADARMUKOMUKO.COM – Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit terus naik. Bahkan rata-rata saat ini harga TBS di pabrik sudah melebihi harga yang ditetapkan oleh tim penetapan harga pemerintah Provinsi Bengkulu. Dimana ketetapan tim pemerintah, harga TBS diangka Rp 1.995 per-kg hingga Rp 2.289 per-kg. Sementara harga TBS di pabrik di Kabupaten Mukomuko saat ini, terendah Rp 2.310 per-kg, hingga Rp 2.390 per-kg.

Berikut rincian harga di masing-masing pabrik di Mukomuko sesuai pembaruan harga per 4 November kemarin. Harga TBS tertinggi di pabrik PT. SAPTA, PT, GSS dan pabrik USM. Dimana tiga pabrik ini kompak membeli buah Rp 2.390 per-kg. kemudian di pabrik PT.SAP dan KSM dengan harga Rp 2.380 per-kg. Terus di PT. MMIL, Rp 2.350 per-kg diikuti pabrik KAS dan DDP dengan harga Rp 2.330 per-kg. Harga terendah di Pabrik PT. SSS dan PT. BMK Rp 2.310 per-kg.

BACA JUGA:Didata BKD, Pemilik Usaha Walet Mengelak

Kepala Dinas Pertanian Mukomuko, Apriansyah,ST,MT ditemui kemarin, membenarkan jika pembelian harga TBS di pabrik terus mengalami kenaikan, bahkan rata-rata sudah diatas harga yang ditetapkan oleh tim provinsi. Sebab penetapan tim provinsi dilakukan 2 minggu satu kali sesuai dengan perhitungan pada saat itu. Sementara perubahan harga CPO dan produk turunannya terjadi setiap saat yang berdampak pada harga TBS di masyarakat.

‘’Pada penetapan harga berikutnya, dasarnya sudah pada harga nanti, mungkin akan berubah dari sebelumnya. Pergerakan harga pasar CPO itu selalu bergerak, pengusaha menyesuaikan dengan itu,’’ katanya.

BACA JUGA:Petani Mukomuko Bahagia, Harga Sawit Naik Lagi

Lanjutnya, kalau pabrik membeli lebih dari ketetapan tim itu bagus, yang tidak dibenarkan adalah pabrik membeli dibawah harga yang ditetapkan. Kemudian terkait dengan perbedaan harga di masing-masing pabrik, menurutnya dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari kualitas rendemen, tempat penjualan dan lainnya. 

‘’Perbedaan harga di pabrik tergantung mereka jual CPO kemana dan juga kualitas dari CPO yang dijualnya. Sebab sebelum dipasarkan, CPO itu diukur dulu rendemennya,’’ tutup Apriansyah.(jar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: