Buah Sawit Trek, Harga TBS Ngegas

Buah Sawit Trek, Harga TBS Ngegas

Petani Kelapa Sawit--

RADARMUKOMUKO.COM – Seluruh pabrik berpacu menaikkan harga Tandan Buah Segar (TBS). Terbukti saat ini harga tertinggi sudah diangka Rp 2.240 per-kg. Diperkirakan kenaikan harga masih terus terjadi. Namun sayang, kenaikan harga ini belum sepenuhnya mampu mendongkrak ekonomi petani. Pasalnya sejak beberapa minggu terakhir, buah sawit masyarakat sedang mengalami trek atau penuturunan hasil panen besar-besaran.

Adapun harga TBS di pabrik saat ini, tertinggi di PT. SAPTA, Rp 2.240 per-kg, kemudian PT. KSM, Rp 2.210 per-kg, juga di pabrik, PT.SAP, PT.USM dan GSS membeli buah dengan harga Rp 2.210 per-kg. Terus di pabrik PT. BMK, Rp 2.190 per-kg, PT. DDP dan SSS membeli buah Rp 2.150 per-kg. Garga terendah di PT.KAS Rp 2.070 per-kg.

Salah seorangpetani, Ery Yanto mengatakan sebagian besar petani mengeluh karena kondisi buah yang sedang turun. Penurunan hasil panen yang terjadi cukup signifikan, karena selain sedang trek, juga dampak dari kurang pemupukan saat terjadi penurunan harga besar-besaran. Bagi sawit yang rutin dipupuk, penurunan hasil panen tidak terlalu terasa.

‘’Petani sempat kesulitan membeli pupuk, karena harganya mahal, kemudian harga sawit rendah. Sekarang saat sawit naik, buah minim, atau mengalami trek besar-besaran,’’ katanya.

Senada disampaikan Wahyu, kebanyakan sawit saat ini tidak berbuah, penurunan hasil panen mencapai 50 persen dari biasanya. Banyak pabrik yang kekurangan buah untuk digiling. Maka wajar harga tinggi saat ini karena pabrik berlomba mendapatkan buah dari masyarakat.

‘’Pabrik sedang mencari buah, karena mereka mengalami kekurangan, dampak dari treknya kebun petani. Maka harga sawit terus naik,’’ tuturnya.

Kadis Pertanian Mukomuko, Apriansyah,ST,MT mengakui berdasarkan data terbaru, saat ini harga TBS di semua pabrik sudah naik. Kenaikan dipengaruhi oleh harga CPO dan juga kemungkinan besar karena terjadi penurunan produksi buah kebun masyarakat.

‘’Harga sekarang sedang bagus, mudahan terus naik, maka petani harus terus meningkatkan pemeliharaan kebunnya,’’ tutup Apriansyah.(jar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: