Petani Mulai Lega Harga TBS Terus Naik
Petani Sawit sedang mengangkut hasil panen untuk dibawa ke pengepul/toke.--
MUKOMUKO, RADARMUKOMUKO.com – Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit sudah melewati masa sulit. Sekarang mulai mengalami kenaikan, walau belum signifikan.
Saat ini harga tertinggi di pabrik mencapai Rp 1.330 per-kg. Diperkirakan tren kenaikan harga ini akan terus berlanjut, jika melihat perkembangan pergerakan harga CPO dunia dan aktivitas ekspor yang sudah berjalan normal.
Adapun harga TBS terbaru, untuk pembelian tertinggi masih di PT. GSS yaitu Rp 1.330 per-kg, disusul PT. BMK, Rp 1310 per-kg. Kemudian di PT.MMIL dan PT.DDP dan PT.SSS Rp 1.270 per-kg. Selanjutnya di PT.SAP 1.260 per-kg, di PR.KSM Rp 1.250 per-kg, PT.USM Rp 1.240 per-kg dan PT. KAS Rp 1.210 per-kg. Kemudian harga terendah di PT. SAPTA Rp 1.030 per-Kg.
Kepala Dinas Pertanian Mukomuko, Apriansyah,ST,MT mengakui bahwa harga TBS kembali mengalami kenaikan hampir di semua pabrik.
Harga beli TBS oleh pabrik di Mukomuko, tidak jauh berbeda dengan harga yang ditetapkan oleh tim provinsi. Ia optimis dengan perkembangan kondisi dunia persawitan saat ini, harga akan terus bergerak naik.
‘’Kita yakin harga terus naik, mudahan bisa seperti itu, karena harapan semua masyarakat kita. Pasar CPO sekarang sedang bagus dan para pengusaha juga leluasa melakukan aktivitas jual beli CPO,’’ katanya.
Apriansyah juga mengatakan, pengawasan terhadap pabrik terus dilakukan terkait dengan pembelian sawit masyarakat. Soal masih ada pabrik yang membeli buah jauh dibawah ketetapan, ia belum bisa memastikan apa alasannya.
‘’Soal apa alasan masih ada pabrik yang membeli buah jauh dibawah ketetapan, kita belum bisa memastikan, bisa saja mereka belum bisa melakukan produksi dalam jumlah besar,’’ tuturnya.
Salah seorang petani, Wahyu mengaku sedikit lega dengan harga TBS saat ini yang terus bergerak naik. Namun demikian, menurutnya harga sekarang belum seimbang dengan kebutuhan petani untuk pemeliharaan sawit dan kebutuhan keluarga. Harapannya harga TBS bisa naik lagi lebih tinggi, karena saat turunnya sangat cepat, sementara naik merangkak.
‘’Kalau turunnya cepat, sementara naiknya lambat, tapi kita masih bersyukur dengan membaiknya harga, walau masih jauh dari harapan,’’ tutupnya.(jar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: